Lukisan keceriaan yang tersamar Kini runtuh, retak Resah tertunduk dalam nestapa Kesabaran dan ketabahan coba menghibur Tapi... Semua tak bisa Dalam diam Sesak, sakit menemaniku Mestikah aku tampakkan?? Mungkin hal itu tragis Atau ini adalah buah ketidakmampuanku Air mata yang kemarin sering menemani Tak lagi mengintip di kelopak mata Mungkin ia lelah Atau... Mungkin ia tahu, Waktu telah membiasakanku Ku hanya tersenyum dalah diam dan sedih
Mengukir sejarah dengan pena. Membentuk peradaban dengan ide. Tinggalkanlah jejak dan mimpimu dengan tulisan. Dengan begitu, benar bahwa engkau pernah ada.