Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Nasehat Ramadhan

Suatu ketika Rasulullah duduk bersama para sahabatnya. kemudian terdengar Rasulullah berkata : 'aamin... 'aamin.. 'aamin. kemudian sahabat bertanya, mengapa engkau berkata 'aamin ya Rasulullah?. Rasulullah pun menjawab bahwa, ia disuruh oleh malaikat Jibril untuk mengaminkan perkataannya. Jibril berkata:  Ø Seseorang yang mendengar nama Rasulullah diucapkan tetapi tidak berselawat padanya. maka celakalah ia. katakanlah 'aamin ya Muhammad. maka aku (Rasul) pun berkata 'aamin.  Ø Seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satu diantara keduanya, di usianya yang senja, namun ia tidak mendapatkan jannah karena ia tidak merwat orang tuanya dengan baik. maka celakalah ia. katakan 'aamin ya Muhammad. maka aku (Rasul) pun berkata 'aamin.  Ø Seseorang yang mendapatkan bulan ramadhan, kemudian ramadhan berlalu namun dosa-dosanya tidak diampuni. celakalah ia. katakan 'aamin ya Muhammad. maka aku (Rasul) pun berkata 'aamin. 

Life Must Go On...

Memaafkan memang sulit, tapi bukan berarti memenjarakan diri dalam ruang maaf yag tergembok. bukalah.. biarkan angin maaf dan ikhlas masuk ke setiap relungnya, dan nikmati kesegarannya. Now, ku bisa menjadikan biasa dan ku berucap, aku tlah bisa,.... mengenang semuanya.. harus bisa memaafkan yang telah lalu. jadikan semua kembali biasa, senyum dan jalani seperti semula... lebih indah tersenyum memaknai semua yang telah lalu lalu bangkit menikmati hari bersama sebongkah harapan baru. dan ku yakin semua akan lebih indah.

Kerasnya hidup

Tiap hari, hidup ini makin keras. tak sedikitpun punya rasa empati dan kasihan pada jiwa-jiwa yang telah lelah melalui hari dengan penuh perjuangan. karena tak semua bisa merasakan hari itu indah. betapa tidak, tiap hari harus berkutat dengan  tagihan hidup dan mesti memperjuangkan diri tuk terus hidup. Di persimpangan jalan, sudah tak asing lagi wajah-wajah mereka. mungkin mentari pun sudah mngenal mereka, dengan terik sinarnya sama sekali tidak membuat mereka tergubris untuk pergi. semua karena hidup. tiap mobil yang singgah di bawah lampu merah itu, menjadi satu harapan tuk mendapatkan sereceh atau selembar uang. walaupun dengan suara yang pas-pasan tetap saja berburu waktu, berharap setiap yang singgah memberikan sedikit rezekinya. apakah mereka sekolah? atau kerasnya hidup telah membuat mereka alfa dari tuntutan pendidikan?. argh... anak seusia mereka selayaknya tidak berada di situ, mereka harusnya berada di rumah, belajar, berpikir untuk masa depan diri mereka, keluarga mer

Hari selanjutnya kan ku kulalui bersamanya

Ada was-was yang menghampiri, sekaligus rasa ingin lari dari kenyataan. tapi lagi-lagi ku tak ingin menjadi lemah hanya dengan hal seperti itu. bagaimana pun harus terus berusaha dan berusaha... menjalani semuanya.. berpikir positif tentang apa yang akan djalani. toh, semua belum dijalani, jadi buang dulu prasangka yang hanya akan membuat kaki terbebani melangkah. itu tekadku... Bismillah....... Pagi itu ku langkahkan kaki-ku dengan mengumpulkan semangat dan harapan. semoga kali ini semua tak seperti yang kubayangkan. tiba depan kelas, terlihat banyak orang tua yang sibuk mengantarkan anaknya. akh... memang begitulah selalu. dan dalam kelas akhirnya kulihat juga wajah-wajah yang akan menemaniku selama setahun ini. wajah yang lucu, lugu, menggemaskan dan juga penuh tanya bagiku. apakah semua kan kulalui dengan indah?

Jalani dan Buktikan...

Episode kali ini, ku harap akan lebih baik dari episode sebelumnya, namun kenyataannya mungkin tidak seperti yang kubayangkan. kali ini kerikil lebih banyak dan lebih tajam. semua berawal dari perkataan yang tanpa dipikir panjang, keluar begitu saja. begitulah dalam kondisi terdesak dan seperti terhakimi. apakah mereka menganggap aku begitu lemah n tidak bisa menjalani semuanya? tidak... bukan itu yang ku keluhkan. yang aku keluhkan hanyalah sistem yang sama sekali tidak bisa kupahami dan kuterima. bagiku itu adalah sebuah pembodohan. kalau dianggap diriku yang keras dan tak mau luwes dengan aturan, yo weslah... mungkin memang harus seperti ini. dan semua telah terjadi.

Kecewa...???

Kecewa.... kenapa ada kecewa..? kenapa harus kecewa..?? dan apa hak-ku untuk kecewa...?? Aneh juga. mendapatkan diri memiliki rasa kecewa yang rasanya tidak pantas kurasakan. kecewa pada hal yang menjadi ketentuan Allah. dan bukankah yg terjadi adalah yang terbaik?lalu knpa harus ada kecewa? aneh...... Mungkin datangnya cuma tiba-tiba. rasa yang mungkin orang akan menertawainya, dan aku pun juga ingin menertawainya. tertawa dalam seribu diam yang kan kucipta. bukan untuk ku katakan, bukan untuk ku adukan, tetapi untuk ku renungi.

Kasih Sayang Seorang Ibu

“Seorang ibu bisa mengurus sepuluh orang anak, tapi sepuluh orang anak belum tentu mampu mengurus seorang ibu”. Oleh: Ummu Faari’A Saudara/i ku seiman..r yang dirahmati Allah..sungguh tak sekali pun kudengarkan muhadharah ini kecuali saya dalam keadaan berlinang airmata, saya terjemahkan untuk kita semua, moga kecintaan pada Ibu selalu diingatkan oleh Allah dalam hati-hati kita…selama beliau masih bersama kita.. Suatu hari seorang wanita duduk santai bersama suaminya , pernikahan mereka berumur 21 tahun, mereka mulai bercakap dan ia bertanya pada suaminya, ” Tidakkah engkau ingin keluar makan malam bersama seorang wanita?”. Suaminya kaget dan berkata,” Siapa? Saya tak memiliki anak juga saudara”. Wanita itupun kembali berkata,” Bersama seorang wanita yang selama 21 tahun tak pernah kau temani makan malam”. Tahukah kalian siapa wanita itu??

Bersimfoni bersama ombak

Berdiri di tepian pantai, menatap ombak yang berlarian menuju bibir pantai. Saling kejar tanpa beban, bergulungan, menghantam pantai lalu kembali ke dasar laut. Riaknya begitu mengusik suasana, menambah suasana, menjadi ritme yang indah bersama serai tawa manusia yang takjub memandangnya. Di sini ku berdiri, terpaku memandangmu. Sebuah kekuasaan Allah yang begitu indah. Sangat indah. Hingga aku hanya bisa berdiri di sini memandangmu, membuang pandangan jauh ke tengah dirimu. Semakin jauh ku memandang semakin tak kutemukan sesuatu yang mengganjal. Begitu damai. Hanya riak, biru, dan hembasan ombakmu yang kurasakan. Sejenak, semua kembali terlintas dan sekaranglah saatnya...