Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

PK TM III PW IPM SULSEL

Keceriaan bersama  peserta + panitia + fasilitator Berawal dari rapat fasilitator TM III di Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulsel, akhirnya tersusunlah formasi fasilitator. Hmmmm.... kayak reunian nih J . Betapa tidak, fasilitatornya adalah wajah-wajah yang dulu bersama di PW IRM periode 2004 – 2006. Ha..ha... sudah pada tuir yah.. eitsss.... jangan salah... semua masih berjiwa muda kok :D. Tersebutlah jajaran fasilitator,  Basri Mattayang   ketua bidang kader periode 2004 – 2008, Hadi Saputra Ketua Umum PW IRM sulsel 04 - 06, Eka Damayanti Sekbid Kader periode 2004 -2006 dan Kabid kader periode 2006 – 2008. Asratillah kabid studi keislaman periode 2004 – 2006, Alfan Amin Bendahara PW IRM Sulsel periode 2006 – 2008. Wuuihh.. betul.. betul... reunian... mengenang memori beberapa tahun silam. Dan kalau saja yang lain juga hadir, ada Ervyanti Rustan Kabid Organisasi periode 2004 – 2006, Rifqah Ma’mur Bendum PW IRM periode 2004 – 2006., maka semakin lengkaplah reunian itu. Untung saj

Kak Eka's Wedding

Panasnya mentari seakan bukan halangan untuk keluar rumah hari itu. disana teman-teman sudah menanti. Perjalanan selanjutnya akan dilakukan, setelah dari banjarmasin ke kabupaten Wajo lagi, tepatnya di kec. Gilireng. What happen with Gilireng? Oww... bukan untuk demo, atau untuk karyawisata, atau untuk perkaderan (hi..hi.. biasa.. otak perkaderan). tetapi, kali ini mengunjungi pesta walimatul ursy teman. Dia adalah sosok nomor satu putri muhammadiyah di sulsel. Beliau adalah ketua nasyiatul 'aisiyah sulsel periode 2012 - 2016. Berarti pestanya akan meriah... oww. tentu... ini adalah kegembiraan bagi seluruh warga persyarikatan muhammadiyah se-sulawesi selatan. Perjalanan akan dimulai dari kantor pusat dakwah muhammadiyah sulsel. disana telah menunggu dengan setia mobil bus unismuh beserta sopirnya yang sangat sabar menunggu penumpangnya yang pada lelet. katanya jam 13.00, eh.. sudah jam setengah tiga masih juga setia menunggu. Sudah ada hikmah, kak atun, kak ifa, kak nadira

*Puisi Cukup Adalah Cukup

Ketika sebutir buah mangga dibiarkan terlalu matang Bukan semakin manis buah yang diperoleh Melainkan busuk dan berulatlah dia Ketika satu hamparan sawah dibiarkan terlalu matang Bukan butir padi gemuk yang didapat Melainkan gugur ke tanah butir2nya Ketika kita masak mie rebus, terlalu matang Bukan mie lezat yang terhidang Melainkan mie besar-besar atau malah hancur Cukup adalah cukup, Kawan Ketika kita terlalu bijak, maka bukan kebijakan yang hadir Berubah jadi busuk dan merusak Cukup adalah cukup, Teman Dalam situasi yang tepat, takaran yang jitu Prinsip ini justeru bisa menyelamatkan kita dari situasi berlama-lama Menyakiti diri sendiri, tidak bergerak maju2 Cukup adalah cukup, my man Dalam situasi tertentu, kondisi terbatas Prinsip ini justeru amat berguna Agar kita bisa menutup lembaran lama Untuk memulai halaman baru Dan berharap, semoga yang terbaik akan menggantikan  Pun ketenteraman dan kedamaian akan tiba Sungguh,

Dari Bang Tere Liye

  Baju spesial, paling berharga, tidak pernah dipajang2 di depan toko, siapapun bisa pegang dan coba, bahkan dijual obral, diskon besar2an, yang kemudian jadi barang second, loakan. Baju paling spesial, paling berharga, selalu dibuat, diukur, dijahit pas dan khusus sekali untuk seseorang. Yang setelah dimiliki, akan dijaga agar tidak kotor, lecek, serta kusam. Maka, demikian juga perasaan dan diri kita sendiri. Apakah kita "baju murah" yang bisa dipegang2, dicoba, didiskon, jadi barang second? Atau kita adalah baju spesialnya?

Begitu Saja

Bersama deru mobil membelah jalan meninggalkan debu-debu yang beterbangan. Berburu waktu bersama ribuan manusia dengan segala aktivitasnya. Mengayuh nasib hari ini, dan menengadah berharap semua akan menjadi lebih baik. Kutinggalkan harapanku .. asaku.. impianku.. disini, Di batas kota tempat dimana sempat kupautkan harapanku akan sebuah perubahan. Sebuah harapan baru, dan juga kebahagiaan baru. Mungkin tak boleh kubawa serta. Biarkan saja disini.. tertinggal disini.. terkubur disini. Biarlah.. disini saja.. sampai batas kota ini saja. Tak perlu membayangiku dan menemaniku keluar kota ini. tetaplah disini, hingga tiap pagi akan terkikis oleh embun. Takkan kubiarkan mekar. Jadi kuncup pun akan segera kupangkas. Biarlah itu lebih baik, takkan pernah mekar. Begitu saja.. #Edisilebay.com Makassar, 18 Nopember 2013

Trip to KalSel

Depan Kampus II Unlam Bulan November menjadi momen penting bagi mereka yang mengadu nasib ingin menjadi PNS. PNS? apa sih enaknya dan pentingnya PNS? bukankah kalau diperhatikan justru yang kebanyakan kaya, jadi jutawan, jadi hartawan justru yang non PNS. Lalu mengapa banyak yang rela mengadu nasib kesana-kemari sampai ke kampung orang bahkan menyeberang pulau seperti diriku ini? Simple... seperti kebanyakan alasan orang bahwa jadi PNS masa depan lebih terjamin oleh negara walaupun gaji pas-pasan. Dan menjadi alasan pula, orang tua biasanya lebih melihat anaknya ketika bisa menjadi PNS. Mungkin begitu simple... tapi tidak se-simple prosesnya dan perjuangannya. Ada banyak jiwa yang berebut formasi yang hanya hitungan sebelah tangan. Paling cuma 5, 3, 2, bahkan ada yang cuma 1 formasi, tetapi yang memperebutkannya lumayan banyak. Pesimis? Ah.... dibuat optimis saja. Meski desas-desus banyak yang berkembang.. alasan jatah-lah.. alasan sudah formasi pesanan kampuslah.. alasan mengut