Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

"Pak Kyai, Aku Jatuh Cinta "

Kenyataannya tidak selamanya,setidak-tidaknya yang terjadi pada diriku sekali ini. Cinta malah membuatku menjadi gusar, marah, sedih .. ah, yang pahit-pahit, lah ! Segala sesuatu yang seharusnya tampak berbunga-bunga, kini malahan menjadi kelabu. Ini terjadi semenjak aku mengenal seorang gadis teman SMA-ku dulu. Orangnya sederhana saja. Hanya saja, dari pengamatanku selama ini, aku melihat ia memiliki keistimewaan dan nilai lebih dibandingkan wanita lain yang pernah kutemui. Wajahnya yang teduh, cara berbicara yang lembut dan berwibawa, serta kepribadiannya yang menawan membuat aku terpana. Aku benar- benar mengaguminya dan kurasa aku telah jatuh cinta padanya. Pernah sekali kucoba untuk berbicara serius dengan wanita idamanku itu. Tapi, setiap kali aku ingin menyusun kata-kata, di situ pula pikiranku menjadi buntu. Dan tampaknya ia memahami kesulitanku tadi. Akh ... entahlah, aku tak tahu apa yang harus kuperbuat. Terkadang kucoba untuk melupakannya, namun semakin kucoba melupa

Petikan dari Novel “Bidadari untuk Ikhwan”

“Kami tidak ingin ada orang yang mengajarkan anak-anak kami tentang bagaimana mengenal Tuhan, sedangkan dia sendiri tidak mengenal-Nya.” Apa yang dikatakan Imanuel Kant, bahwa tingkatan paling tinggi dari estetika dan etika, dari derajat manusia adalah rasa keimanan yang tinggi terhadap agamanya (relegius). Di Negara yang katanya sebagian besar umat Islam ini, ternyata tidak sedikit yang belum bisa membaca Al Qur’an. Tapi tertera dengan jelas di KTPnya (Kartu Tanda Penduduk), ISLAM. “Jadi, sebenarnya yang benar ini, yang mana? Islam KTP apa KTPnya yang Islam. Kalau Islam KTP sich masih punya identitas keIslamannya, nah kalo KTPnya yang Islam berarti yang Islam itu? Yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya adalah rasa kasih dan sayang serta memberikan peringatan dengan lemah lembut. Juga memberikan amanah kepada seseorang, dengan sesuai tingkatan keimanannya. Tidaklah seorang yang bijak, jika menyeruhkan kebenaran tetapi dia sendiri tidak melakukan. Tidaklah kebenaran itu a

Ikan Besar dan Pengadilan ^_^

Menunggu pete-pete (sebutan untuk angkot, red) yang lewat. Lumayan lauamaa juga pikirku. Biasanya berdiri di tempat ini menunggu tidak bakal lama, namun kali ini cukup membuat pegal kaki berdiri. Mesti lebih bersabar. Beberapa menit berdiri di pinggir jalan, barulah muncul pete-pete dari kejauhan. “semoga mobilnya sampai ke sentral ya Allah” bisikku. Yeah... benar saja... Alhamdulillah....... di dalam pete-pete belum begitu sesak. Di depanku ada dua orang perempuan, dari penampilannya yah kalu bukan anak kuliahan mungkin sudah kerja. Mereka sibuk dengan HP masing-masing. Biasa... Indonesia menjadi negara dengan kuantitas orang autis terbanyak. Eitsss.... maksudnya...? iya. Bukankah orang yang sibuk dengan gadgetnya sudah tampak seperti orang autis??. Mereka sudah sibuk dengan diri mereka sendiri, tak peduli dengan di sekeliling, bahkan orang d sampingnya pun. Kalau ada gledek, masih autis nggak yah..?? he..he....  Sedangkan sampingku terdapat dua orang ibu yang asyik bercerita. En

Tempat Kedudukan

Siang itu sinar matahari begitu panas menyengat kulit dan memancing keringat tuk bercucuran. seorang lelaki dengan penuh peluh berdiri di halte bus menunggu bus yang lewat. Tak peduli panasnya sinar mentari dan keringat yang bercucuran membasahi pakaiannya. Karena sedikit saja kurang cepat, bisa didahului orang dan tidak dapat tempat duduk. Beberapa menit berlalu, akhirnya sebuah bus berhenti di depannya dan ia pun segera naik. Lirik sana-sini, tak satupun tempat duduk yang dilihatnya kosong. “alamat berdiri nih. Biarlah taka apa-apa” gumamnya dalam hati. Ia hanya berdiri di lorong-lorong bus, memandang ke depan memperhatikan jalan . sedangkan orang-orang pada cuek dan sibuk dengan diri mereka sendiri. 

Muhasabah Cinta

Siang ini beraktivitas in the Kost. Tak ada agenda kemana-mana. jadilah menyelesaikan sebuah janji berkutat dengan laptop dan kertas-kertas itu sambil mendengarkan lagu yang akhir-akhir ini senang kudengarkan. "Muhasabah Cinta". Saya suka dengan liriknya, suka makna dibalik kata perkata... Lagu ini mulai disenangi sejak acara walimahnya kak Eka Damayanti. But, cinta apakah yang dimaksud...? Bukan lagu galau lho... Penasaran...??? simak aja berikut ini :