Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

RENUNGAN MALAM

Selalu Ada PILIHAN yang Terbaik Ketika kita tidak mampu mnjadi yang TERBAIK,,, berperanlah setidaknya jangan memilih untuk menjadi TIDAK BAIK. Saat SAKIT meghampiri,,, bersabarlah setidaknya masih ada kesempatan sebelum MATI. Hidup bukan perihal SIAPA KAMU DAHULU,,, tapi yang terbaik adalah membuktikan SIAPA AKU SEKARANG. Dunia bukan ajang pembuktian seberapa KAYA harta yang dipunya,,, tapi seberapa TAAT persiapan kembali,,, seberapa banyak AMAL yang dibekali. Ketika sekadar tuk TERSENYUM saja terasa berat,,, setidaknya DIAM menjadi pilihan untuk tak saling menyakiti.

Don't Push Me...

Hari ini aneka rasa. Yang intinya badmood. Entah puncaknya apa. Lagi-lagi, saya menemukan hal yang tidak kusukai. “tidak suka dipaksa”. Benar, meski hal tersebut ada baiknya atau bermanfaat, tapi yang namanya dipaksa sama sekali tidak suka. Inilah keras kepalanya saya. Tidak suka jka ada hal yang tidak dikompromikan terlebih dahulu barulah diputuskan untukku. Tidak suka diseret pada suatu hal yang sama sekali belum kuiyakan. Bukan hanya jika orag lain yang melakukan, bahkan keluarga dan ortu ku pun tidak suka jika dipaksa.yaya memang keras kepala. Seperti hari ini. Sama sekali belum pernah dikompromikan kepadaku, eh… sudah diajukan barulah disampaikan kepadaku. Nyesek banget… tidak suka. Okey.. itu adalah kebaikan untukku.. bisa menambah pundi-pundi, bisa menyibukkan, bisa lebih mengatur waktuku, tetapi bukankah belum disampaikan sebelumnya kepadaku? Belum didengar apakah saya mengiyakan, menyanggupi, menerima…? Tidak kan? Rasanya menjalani sesuatu tidak dengan sepenuh hati. Meski ses

The Day is Badmood

Keceriaan bersama mereka dalam kelas akhirnya buyar dengan suasana di ruang makan hari ini. selagi enak-enaknya makan, muncul dengan wajah datar tanpa ekspresi meski dengan senyum termanis yang kusunggingkan kepadanya. Apa saya salah orang ya..?? ahh.. rasanya tidak. Tapi kok..??? pusing amat…. (meski kepikiran juga), lanjut makan…………. Di detik-detik makanku, dimulailah babak badmoodku hari ini. OMG…….. “kenapa bisa pengumuman kelulusan lomba tidak ditahu?” “#$@%^&*???” bengong sejenak. Nggak nyangka disalip dengan pertanyaan begitu “ohh… (baru ngeh), karena memang tidak ditahu kapan pengumumannya, katanya nanti lewat web. Jadi saya tidak tahu. Yang lihat pertama kali ada siswa” “mestinya, tahu pengumumannya supaya langsung tanyakan kepada pihak SMA, supaya cepat tangani, janganmi SMP lagi”

Kebersamaan yang Menikam

Pernahkah kau merasa.. hatimu hampa.. Pernahkah kau merasa.. hidupmu kosong.. Yah, tidak begitu-begitu amat kali. bahaya kalau benar seperti itu benar-benar kosong dan hampa. bisa jadi manusia tanpa akal dan iman kita. heheh.. yang jelas,.. merasa hampa, merasa kosong mungkin pernah kita alami, bisa jadi kadang, ataupun sering. Namun, lagi-lagi pilihan ada sama diri kita sendiri, apakah kosong dan hampa itu membuat semuanya lepas dan hilang? kehilangan kendali, kehilangan akal sehat..?? whatss.... woles aja kali.... dunia belum kiamat kok :D. Seberat apapun masalahmu, bebanmu, sakit hatimu, marahmu, kecewamu.. bukan legitimasi tuk merusak dirimu. you are still the best. never mind... all is well... believe that.....

Senja Di Balik Jendela

Suatu saat, akan kujadikan sebuah kisah penuh dengan hikmah. Bukan hanya pelajaran untukku tetapi untuk siapa saja. Bahwa hidup adalah rangkaian cerita penuh misteri dan tak pernah jelas alurnya. Maka, jangan pernah langsung menjust sebuah rute hidp seseorang meskipun telah Nampak di depan matamu jalan yang mungkin dilaluinya. Mengapa? Karena tak satupun dari kita bisa menerka sejauh mana rute itu berjalan lurus seperti persangkaan kita. Bisa jadi membelok, memutar, mendaki, menurun. Bukan hanya itu, tahukah kita bahwa selurus mana rute kita? Adakah jaminan rute kita akan jauh lebih baik dari orang lain? Adakah kita yakin, alur kita akan berbeda dengan alur orang lain? Jangan yakin dulu, bisa jadi ada kemiripan, ada yang sama, atau bahkan sama. Maka janganlah melepaskan tawamu dengan bangganya.

Walking to "Pasar Ahad Pagi Malang"

Ahad pagi di Malang. Sesuai kesepakatan semalam, kami akan mengunjungi pasar ahad pagi bersama rombongan sebelumnya. Tersebutlah, myself, suci, bu Hamsia, kak Dila, kak Ila, plus rombongan Takalar. Namun, sayang karena waktu kembali molor, salah satu penyebabnya adalah saya telat beres2 akibat tidak tahan dingin. Begitulah kalau jadi orang kurus, apalagi sebelumnya sempat menimbang berat badan dan OMG… rasanya tidak percaya dan berkali-kali mengulang nimbang berat badan tapi tetap saja sama 36 kg hahahhaha…. Berat anak-anak, pantesan serasa badan makin ringan saja. Ternyata..oh.. ternyata….. Setelah beres, kami pun berangkat. Berjalan keluar gang Dinoyo Permai menunggu angkot. Kali ini kembali menunggu angkot AL. disini, meski baru 2 hari tapi luayan sudah ngerti dikit tentang angkutan kota. Disini ada angkot AL, GL, ADL, dll… semua menunjukkan terminal tujuan. Tak lama menunggu, akhirnya angkot AL-nya nongol juga. Rencana ngambil angkot kosong supaya rombongn lain tinggal diangkut aj

Traveling to Malang (Math Vektor 2014)

Alhamdulillah sekitar pukul 21.00 tiba juga di penginapan, kost milik bu Hamsia, tante Suci di bilangan gang Dinoyo, jl. MT. Haryono. Lumayan juga sih, menemukan alamatnya membuat emosi pak sopir naik juga. Selain bingung alamatnya, juga bingung dengar orang sulsel ngomong. Katamya epat banget.. heheh… belum tahu dia.. orang sulsel katanya kalau ngomong kayak kereta api hehhe….. sabar pak… woles pak…. :D Tiba di jam segitu artinya sekitar 14 jam dari Makassar barulah tiba di Malang. Bukan jarak tempuh yang membuat begitu lama, tetapi.. seperti pada tulisan sebelumnya, banyak masalah… dari tiket, KTP, sampai pada bingung karena kehabisan tiket siang, mosok iya menunggu 12 jam di bandara baru berangkat. Ini saja suaraku sudah parau. Begitulah kalau saya kecapean, plus banyak nelpon sana-sini akibat masalah tiket, jadinya yah begitulah… sampai hari ke-5 pun, setelah balik dari malang, suara masih parau juga, plus batuk, dan badan rasanya mau rontok. But, never mind, inilah jalannya. Ya

Cerita Dari Bandara

Eh....menunggu di bandara dengan keadaan lapar, haus, bete, capek, dan ngantuk... rasanya waktu lama bergerak... eits.... dapat pelajaran baru lagi. Opo ? Kali ini, sambil menunggu saya mengedarkan pandangan ke sekitar, dan sampailah pada dua orang yang sedang asyik bercengkrama sambil berfoto ria. Ehh.. kayak kenal.. s3makin lama memperhatikan, rasanya ingat dengan wajah seorang anak yang beranjak remaja.. ya.,ya,ya... i know... dia adalah siswaku beberapa tahun yang laku. Dulu mengajarnya waktu mengajar di athirah Kalau tidak salah kelas 3 SD. Sekarang kayaknya dia sudah SMP, dan memang sudah lama tidak pindah ke pulau sumatra. Meski namanya masih lupa2 ingat, tapi wajahnya saya hafal. Saya pikir, tak ada salahnya menyapa, toh sudah lama tak bersua.. lagian dulu sangat akrab denganku.  Akhirnya tanpa pikir panjang, saya pun mendekat dan menyapa, "masih ingat denganku?" "Tidak" dia menggeleng (sakitnya tuh disini bahasa alaynya begitu). "Dulu an

Seperti namanya, Malang.., benar Penuh Tragedi...

Malang,... i'm coming..,, Rasanya senang bisa pada akhirnya ke kota itu. Kota yang sudah lama ingin kukunjungi. Selain karena banyak wisata disana, juga disana banyak apel. Secara saya suka makan apel. Mau rasanya berada di kebun yang isinya apel semua.. heheh...keinginan SMP yang sudah lama terkubur muncul kembali jadi ingat bu Neng, guru perkebunanku waktu SMP, beliau setiap ngajar setia menyajikan cerita tentang hebat dan indahnya jadi insinyur pertanian. Bisa menanam buah-buahan di pot dengan dua macam buah. Bisa jambu dengan mangga.. saat mendengar begitu, langsung saja menghayal pekarangan rumahku di kelilingi oleh pot berisi buah-buahan beranek ragam. Wowww.. bagiku saat itu amazing buanget..... Seiring berjalannya waktu, mimpi mempunyai rumah dengan aneka pot buah-buahan semakin pudar, kecenderungan saya makin jelas ke arah eksak. Dan... pada akhirnya saya memilih matematika sebagai pilihan hidupku hehhe.. (lebay dikit). Eitsss.... selain itu, kota malang bagiku juga

99 cahaya di Langit Eropa

99 Cahaya di langit Eropa. Akhirnya saya bisa juga menonton film itu. Kemarin-kemarin sangat penasaran dengan pengen nonton, apalagi teman pada update status di fb tentang bagusnya film tersebut. Tapi apa daya tidak pernah bisa pergi nonton. Dulu pun nonton di bioskop saat ngumpul reunion 6 tahun dengan teman kuliah. Saat itu lagi marak-maraknya orang nonton film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Lumayan seru, banyak ketawa karena geli mendengar orang jawa makai logat Makassar. Aneh rasanya…. Hehehhe…. Dulu sering diajak oleh teman-teman pergi nonton, tapi selalu menolak. Maklum anak kuper dengan yang namanya dunia bioskop :D. Etss… kok larinya bahas ini ya..? Film 99 Cahaya di Langit Eropa setelah menuntonnya, wow luar biasa banget. Jadi banyak tahu tentang dunia islam, khususnya di Eropa, banyak tahu tentang situs peninggalan islam, tahu sejarah peradaban islam, tahu tentang dunia eropa, dan juga seolah mengajak kita tuk berkeliling eropa. Film ini mengantarkan kita berkelil

Nonton Yuk...

Hmmm.... sebenarnya ingin menulis about film yang siang tadi sempat saya ikuti. "99 Cahaya di langit Eropa". Yah, akhirnya kesampaian nontonnya. Meski sudah ketinggalan jaman nontonnya, podo wae... yang penting bisa ditonton dan tahu jalan ceritanya. penasaran.com. Namun, karena ngantuk sudah membuat mata jadi 1 watt, akhirnya tulisannya dipending dulu. Eitss...... sebelumnya... Btw, ngomong masalah nonton menonton di bioskop, saya teringat cerita teman saat pergi nonton bersama teman SMA-nya. Saat itu dengan semangat 45 mereka pergi ke bioskop nonton sambil reunian berdua. Karena saat mereka sampai film yang akan tayang adalah film laga, maka jadilah mereka nonton film laga. Menit berlalu, mereka tenggelam dalam keseruan film, diiringi ngobrol banyak hal. Lama kelamaan suasana semakin sunyi, mereka makin jarang ngobrol, mungkin pada larut dengan cerita di film. Temanku enjoy saja, makin melotot matanya menonton apalagi film laga, wuiiihhh… film kesukaannya. Dia tidak

Lebaran Kelam... ( miss u my family)

Idul Adha 1434 H. Rasanya kali ini, dari semua lebaran yang kulalui selama hidupku, inilah yang paling kelabu.. inilah paling kelam, inilah paling menyedikan. Lebaran kali ini terasa sangat berbeda, sunyi, sepi, tak ada tanda-tanda bahwa akan lebaran, tidak ada siapa-siapa, mungkin juga menjadi lebaran paling gelap bagiku. arggghhhhhhh............ konsekuensi dari sebiah pilihan dan tindakan. Si keras kepala kembali beraksi, kembali berkutat pada pilihannya, dan kembali berdiam diri, kembali melawan arus dan mencoba anti mainstream. Maka dengan begitu, nikmatilah lebaran yang penuh kelabu. lebaran sendiri, lebaran di tempat yang jauh dari keluarga, dan lebaran tak menikmati kebersamaan. hahahha... dasar yaya.....