Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Seminar Pemetaan Minat dan Bakat Perempuan

Kegiatan ketiga dalam rangkaian Women’s Day Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah Sulsel adalah seminar Pemetaan Minat dan Bakat Perempuan. Kegiatan ini tidak lagi hanya dihadiri oleh PDNA se-Sulsel, tetapi juga dihadiri oleh pelajar-pelajar putri dari sekolah muhammadiyah utamanya bagi mereka yang baru akan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, dan juga mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Makassar dan Universitas Indonesia Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu perempuan untuk memetakan atau mengetahui minat dan bakat mereka, dan tentu akan sangat bermanfaat terutama bagi siswi yang baru akan ke perguruan tinggi, supaya mereka dapat memilih jurusan yang tepat bagi mereka, juga agar mereka tidak terjebak pada “asal pilih” jurusan apakah karena pilihan orang tua atau sekedar ikut-ikutan dengan teman. Bagi yang sudah memilih jurusan tertentu, paling tidak untuk mengkaji apakah benar selama ini telah memilih jurusan yang tepat sesuai dengan minat

Women’s Day 2015 PWNA Sulsel

Satu lagi momen bersejarah di nasyiah, utamanya Nasyiah sulsel. Yaitu pelaksanaan rangkaian kegiatan women’s day dalam rangka hari kartini 21 April. Kegiatan ini terdiri atas 4 rangkaian kegiatan yaitu Rapat Pleno diperluas yang dihadiri oleh PWNA Sulsel dan PDNA se-sulsel, Pelatihan kewirausahaan, seminar Pemetaan minat dan bakat perempuan, serta Sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Dengan mengambil tema sentral "Nasyiah untuk Perempuan dan Bangsa". Wuihh.. mantap gan... bagaimana mungkin jika seperti ini, masih mengatakan bahwa Nasyiah hanyalah organisasi biasa?. Selama ini, pernahkah kita mendengar gaung organisasi perempuan yang lain mengadakan kegiatan layaknya seperti ini? Maka patutlah kiranya kita berbangga dan bersyukur menjadi bagian dalam nasyiah, putri muhammadiyah dan ‘aisyiyah, organisasi yang ramah perempuan dan anak. (y).

Merindukan Kalian

Hei.. kalian! Kemana saja? Mengapa tak pernah menghampiriku? Apakah kalian begitu sibuk? Sampai sekalipun tak pernah mampir untuk melihatku. Dimana kalian? Apakah ada di planet lain? Atau galaksi lain? Hingga tak ada satu pun signal seperti di bumi yang bisa mengantarkan 1 pesan SMS dari kalian. Apakah jarak antara kita terbentang bagai dari ujung galaksi ke ujung galaksi lainnya? Hingga rasanya terpisah begitu jauh. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan kita. Mengapa jadi merenggang? Mengapa seolah tak ada kedekatan apa-apa untuk kita? Mengapa kita serasa jauh? Serasa tak pernah kenal serasa tak pernah akrab serasa tak pernah tertawa bersama? Serasa tak pernah ada peristiwa antara kita. Kini kita bagaikan asing sau dengan yang lain. Tak ada perasaan apa-apa. Tak ada ukhuwah. Apa petaka yang menimpa kita? Hingga keakraban yang telah bertahun-tahuntercipta hilang entah kemana. Membeku bagai es. Dan dingin melebihi kutub utara. Apa yang salah dengan ukhuwah ini? Begitu gersang dan t

Evolusi Bintang

Makassar di warnai gelap. Mendadak kota yang biasanya ramai dengan gemerlap lampu, menjadi kota sepi. Sejak mentari merangkak terbenam, nikmat listrik pun hilang. Bahkan pesawat yang melewati kota ini berjalan pelan, seakan takut mengusik sunyi. Kalau begini, serasa ada di pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk keamaian. Terkadang, saya suka seperti ini. Lama tak duduk disini. Mungkin karena hujan sering mengusirku. Saya tidak ingat kapan terakhir ke tempat ini. Ini tempatku membuang sepi. Meski disini yang menemaniku juga sepi hahahahahha.... namun, setidaknya disini hatiku terayun, sellau takjub, takzim dengan segala ke-Maha-besar-an allah. Seperti kali ini. Menengadah langit malam yang diwarnai bintang. Bukankah dengan memandangnya, dirimu akan takjub dan sadar betapa kecilnya kuasa manusia?

Uppzz....Ternyata.. Saya juga Bisa

Kali ini, hanya mau memposting tulisan untuk mengatakan bahwa: "ternyata tulisanku bisa rapi dan cantik juga". Hahahaha... itu saking selama ini, saya merasa bahwa tulisankulah tulisan terjelek di dunia. Tulisan paling cakar ayam, dan tak ketulungan bentuknya. Kalau nulis, (mungkin) yang bisa membacanya cuma diriku sendiri. Kalau tulisan dokter mah beda. Mereka meski nulis acak dan cepat, tetap saja terlihat keren dengan tulisan sambungnya. Lha, saya...? tulisan sambung? paling nggak bisa. Tulisan rapi? juga tak bisa. Tulisan cantik? Jauhh..... 

A2D2 (Ada Apa Dengan Diam)

Pernahkah memilih diam dalam suatu kondisi?. Pernhakah diam kau anggap sebagai solusi terbaik?. Setiap orang pernah terdiam. Entah terdiam karena terkejut. Atau terdiam karena tak tahu harus berkata apa. Atau terdiam karena memang dia harus diam. Itulah diam.. punya sejuta makna. Adakah yang bisa mendefinisikan sebuah ekspresi diam?. Ada banyak teka-teki disana. Banyak kemungkinan disana. Yang melihat hanya bisa menduga dan memprediksi, tetapi tidak bisa mengetahui dengan pasti apa di balik diam itu. Bagaimana rasanya didiamkan?. Tentu tidak mengenakkan. Serasa tak mengerti harus berbuat apa. Serba salah dan takut salah. Akan tampak lebih kejam dan menakutkan orang yang terlihat diam dibandingkan orang yang tampak ceplas-ceplos. Mengapa? Karena yang ceplas-ceplos akan ketahuan apa yang ada dipikirannya, mudah dimengerti. Kalau yang diam? Orang lain sibuk berkelana menduga apa yang dipikirkan, dan takut salah jika bertindak. Kelihatannya tak ada masalah, namun siapa yang tahu dalmn

Tidak Mengapa

Tidak mengapa bahwa engkau sedang marah. Marahlah... biarkan marahmu menjadi ekspresimu. Asalkan kau ingat, marahlah dengan logika. Jangan sampai marahmu mengantarkanmu menjadi manusia yang tak tampak seperti manusia. Tak mengapa dengan marahmu, karena seiring waktu, ia akan pelan-pelan merangkak pergi meninggalkanmu. Esok marahmu akan berganti dengan sebuah senyum, tawa, dan kebahagiaan. Menyesallah... mungkin dengan rasa sesalmu, engkau tahu apa yang seharusnya engkau lakukan. Dengan penyesalanmu kau temukan kesalahan masa silammu. Dengan begitu, kau akan memperbaikinya dan akan jadi pijakanmu untuk melangkah ke depan. Menyesallah... temukan setiap titik salahmu, renungi, simpulkan, dan bangun dirimu dari kesalahan yang pernah engkau lakukan. Bukankah tanpa pernah berbuat salah, kita takkan tahu mana yang benar?. Jadi, tak mengapa dengan sesalmu. Esok.. kedepannya.. engkau akan tahu langkah terbaik yang mesti kau jalani.

Ahh... Teman

Kata "teman" adalah salah satu kata indah di dunia ini. Siapapun sepakat bahwa teman adalah orang yang penting, menyenangkan, dan berarti. Punya banyak teman, berarti punya banyak kebahagiaan dan kesenangan. Hari penuh warna, dan setiap waktu penuh dengan pelangi kebersamaan. Teman adalah orang yang dekat, orang yang dipercaya, orang yang sering bersama, orang tempat bercerita, dan orang yang punya mimpi yang sama dengan kita. Dengan begitu, semakin banyak temanmu maka akan semakin semangat dirimu meraih mimpi. Ahh.. indahnya sebuah kata teman.

Idelias 30

“Kalau sebelum 30 idealis itu hebat. Namun jika sudah 30 masih idealis, itu TERLALU” Kata itu pernah disampaikan oleh salah seorang teman ketika berdiskusi via BBM. Saat itu membahas tentang kekejaman mereka yang ada di dunia nepotisme. Bagi yang punya banyak kerabat, maka tak masalah. Jalan bagi mereka akan mulus. Beda dengan mereka yang tidak punya siapa-siapa dan hanya mengandalkan kemampuan diri. Mesti tahu diri. Mana ada yang mau melirik jika tak punya kekerabatan? Atau keakraban? Atau keuangan?. Kalau ketiganya tak punya, silahkan gigit jari saja. Orang yang bisanya melalui jalur yang biasa saja, jalur yang lurus-lurus saja, mengandalkan kemampuan diri akan tetap bergelut dengan idealismenya.

Kenapa tak Ada?

Masih dalam season korea nih. Efek dari sering nonton drakor hahaha... ada pertanyaan yang makin menggangguku. “mengapa film atau sinetron indonesia, tidak ada atau jarang yang menganggkat tentang dunia perpolitikan?”. Namanya kan film, ceritanya adalah cerita fiktif belaka meski maksudnya banyak, ada yang sekedar hiburan, atau memang punya tujuan mengkritik. Bukankah disitulah nilai jual sebuah karya seni berwujud film/drama/sinetron?. Justru dengan semakin berkembangnya teknologi, orang lebih suka dunia informasi langsung dan mudah diakses, dunia seni perfilman punya andil yang besar. Ketika mengkritik langsung, sekarang makin banyak etika protokoler, ketika mengkritik lewat tulisan, makin banyak orang yang malas dunia baca-membaca, maka kesempatan dunia tontonan untuk mengemasnya. Bukankah itu kelihatan apik dan kena sasaran? Apalagi kalau sinetron indonesia bisa berisi hal seperti itu, kan bisa disaksikan oleh jutaan penduduk, dan yakin tontonan sekarang sangat mudah menjadi tu

Healer

Satu lagi drama korea yang baru saja kunonton. “Healer”. Daebak... daebak... daebak... asli keren. Kalau menurutku, ceritanya ini perpaduan phinocchio dan city hunter.wee...? karena di dalamnya mengenai pertarungan antara dunia jurnalistik dan juga ada misi agen swasta. Mana pemeran utamanya yang di city hunter. Pokoknya keren. Recomended nih tuk ditonton. . Kisah ini berkisah tentang 5 orang sahabat beberpa tahun sebelumnya. Kelimanya menyukai dunia wartawan. Dengan membuat sebuah radio swasta untuk memberiakan kejadian2 yang mereka lihat. Kejadian yang mungkin luput dari mata wartawan, atau sengaja disembunyikan. Dari kelimanya, Cuma satu orang yang perempuan. Ki Young Jae, Oh Gil Han, Myung Hee, Seo Jun Seo, Kim Moon Shik, kelimanya sangat akrab dan dekat. Pada akhirnya, Oh Gil Han menikah dengan Myung Hee dan mempunyai seorang anak bernama Oh Ji Han. Tetapi ternyata Kim Moon Shik juga menyukai Myung Hee, dan itu diketahui oleh adiknya yaitu Kim Moon Ho yang masih kecil saat itu

Kok dilepas?

Bepergian dan bertemu dengan orang yang dikenal dengan secara tidak langsung itu biasa. Apalagi bagi mereka yang punya banyak teman atau kenalan. Kemana-mana bakal sering ber-hai ria. Apalagi jika seorang guru atau dosen yang punya banyak siswa/mahasiswa baik yang masih diajar atau telah diajar. Sering2 aja pasang senyum dan ngobrol sana-sini meski obrolan basi. "Mau kemana?" Sudah tahu lagi di tempat yang sama. Atau dengan siapa?, padahal sudah tahu jalan sendiri atau dengan teman or keluarga. Yah, meski kadang basi tapi harus tersenyum ^_^.

Beginikah Rasanya?

Seperti inikah rasanya ketika kecewa? Rasanya sakit mengetahui bahwa yang diimpikan, dibayangkan, dihayalkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Telah bermimpi dengan sejuta keindahan dan selalu tersenyum membayangkan hal terbaik akan terjadi. Ternyata... tak seperti itu. Sakit.. rasanya begitu sakit. Sesak menghimpit dada seakan menahan jutaan sayatan perih yang bergumul datang. Sirnalah senyuman. Retaklah gambaran. Yang muncul malah rasa sakit, sesak dan tangis. Benar-benar sakit.... Pernahkah memimpikan suatu kejadian yang akan berjalan sesuai alur yang kita duga? Atau menganggap hasil yang baik seperti prediksi yang telah kita analisa? Atau yakin sesosok manusia yang akan baik, tetap baik sepanjang waktu sampai bertemu. Atau yakin akan frame peristiwa akan terjadi begitu indah, menghebohkan, atau akan tak terlupakan.

3 Kurcaci

Kalau dulu saya punya 7 kurcaci, maka sekarang semuanya telah pergi. Entah semuanya ada dimana. Jadi rindu mereka. Apakah mereka masih mengingatku? Tak ada lagi 7 kurcaci itu. Tempat, keadaan dan waktu tidak bisa mengumpulkan kami lagi kembali. Mungkin di masa mendatang. Hope.... rasanya, tersadar ada kurcaci baru terbentuk. Bukan dari mereka yang 7 itu tetapi orang berbeda, tempat berbeda, dan waktu berbeda. Kalau dulu semua kurcaciku putra maka kali ini semuanya putri. Yah... saya baru memikirkannya dan saya baru menobatkannya. Merekalah 3 kurcaci baru: Suci, Anis dan Amel. Siapa lagi... merekalah yang selalu semangat dengan pelajaran math, suka dengan lomba math, dan paling akrab denganku. Mirip dengan 7 kurcaci sebelumnya.

Nostalgia 6 Tahun Lalu

Hari ini judulnya nostalgia jika versiku dan flashback jika versinya suci dkk. 28 Maret 2015, kembali menginjakkan kaki di sekolah ini. Sekolah yang sudah hampir 2 tahun tidak lagi bagian di dalamnya. Akibat dari keputusan lalu dengan prinsip, "memang akan slalu ada yang dikorbankan". Meski saat itu bisa saya tidak mengorbankan pekerjaanku, mungkin kekecewaan dan kemarahan yang membuat keputusan itu akhirnya kuambil. Kalau sebelumnya saya mengorbankan kuliah S1 keduaku untuk pekerjaanku, maka pada akhirnya saya mengorbankankan pekerjaanku untuk kuliah S2-ku.

Kisahnya..

Suatu waktu, berkisahlah ia dengan wajah yang sendu. Ahh.. saat itu ingin rasanya terus menepuk pundakmu. Berharap engkau lebih tenang dan baik-baik saja. Bersabarlah... akan ada yang terbaik untukmu. Jika ada yang bertanya padaku, apa yang ku hindari saat ini, maka yang akan aku katakan adalah "menyukai". Why? Rasanya kata abstrak itu makin masuk dalam rumpun ilusi tak berhingga. Sampai aku ingin menghindarinya.