Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Malu Dong dengan Tetangga

Ada yang tahu tentang D’ Akademi Asia? Itu loh, kontes dangdut yang selevel Asia. Meski menurutku belum bias dikategorikan asia, karena hanya meliputi negara2 yang mengerti bahasa melayu, yang berarti Indonesia dan tetangganya. Seperti Malaysia, brunai dan singapura. Itu menandakan bahwa levelnya bukanlah level asia, tetapi level asia tenggara atau level Negara melayu. So, what…? Ah.. sudahlah.. itu bukan inti permasalahan yang ingin kita bahas kali ini. Meski masih nggak nerima kalau dibilang Asia. Saya adalah orang yang tidak suka dengan yang namanya dangdut. Kalau mendengar lagu dangdut disenandungkan, lihat saja kepala akan segera nyut-nyutan. Ada beberapa alas an mengapa saya tidak menyukai dangdut. Pertama karena goyangannya. Dulu, yang kusimpulkan temntang dangdut adalah lagu yang penuh cengkok dan juga penuh kesedihan. Lambat laun, dangdut bergeser nilai menjadi lagu yang penuh dengan goyangan. Muncullah goyang ngebor, goyang gergaji, goyang mujair, dan goyang-goyangan yang

Tentang Yaya

Kuceritakan lagi sedikit tentangku. Ini tentang diriku yang semakin kupahami aku orang yang seperti apa. Awalnya kupikir bahwa diriku memang lahir untuk menjadi orang yang kalem dan pendiam. Tanya saja pada teman sekolahku sejak SD sampai SMA. Temanku hanya sedikit dan bahkan suaraku akan jarang dijumpai terdengar. Aku hanya berteman dengan beberapa orang, tentu suaraku menjadi suara emas untuk didengarkan. Seiring waktu berlalu, aku menjadi pribadi yang banyak berubah. Mungkin dengan lingkungan sekelilingku yang menuntut lebih banyak ngomong, atau mungkin saya yang semakin dewasa. Aku akhirnya semakin menjadi orang yang cerewet, apalagi kalau diskusi, aku masuk dalam jajaran orang yang menjengkelkan bagi teman-temanku, karena sering bertanya, menguji, mengkritik, tetapi juga ngotot. Wajar kalau akhirnya aku terkadang menjengkelkan. Tetapi bagiku, itu sebuah perkembangan positif bagiku. Kupikir, aku akan tetap menjadi seperti sebelumnya, kalem, diam dan sunyi.

Yong Hwa Datang...?

Sebuah kegiatan besar. Banyak orang berdatangan dan meramaikan. Dari yang kulihat, dalam acara itu, saya menjadi panitia. Entah ini kegiatan amal, atau kegiatan apa. Saat waktu santai telah tiba, saya pun mencari makanan yang bisa menjawab perut yang sudah keroncongan. Keliling melihat tempat ngambil makanan, eh… lauk sudah pada habis. Hikzzz…. Kulihat sejenak, teman kerjaku saat ini ada diantra kumpulan orang yang juga sedang makan. Kulihat beberapa tatapan kasihan melihatku. Mungkin kasihan Karen wajahku sudah menampakkan kelaparan yang sangat, tetapi makanan yang kudapatkan tersisa nasi dan sambel. :D

KENAPA EMANGNYA?

Apakah salah mereka yang belum menikah saat teman-teman mereka telah menikah? Perlukah dicibir? Perlukah menempatkan mereka pada posisi social yang layak tuk diobrolkan dan diumbarkan? Jika ingin mencibir, maka sama saja telah mencibir takdir-Nya. Bukankah urusan jodoh adalah ketetapan-Nya? Meski sebagaimana kerasnya berusaha, namun tetap saja yang menentukan akhirnya adalah Dia. Lalu kenapa masih banyak yang seolah menempatkan mereka menjadi objek yang perlu tuk dikasihani? Itulah kenapa, akhirnya ada beberapa penulis dan motivator membuat malas tuk ngikuti tulisan dan postingannya. Kenapa? Bahasnya masalah jodoh dan menikah terus. Bukan hanya itu, bilangnya menikah muda itu inilah.. itulah.. menikah cepat itu beginilah.. begitulah… enaknya ini itu. Dan bahkan seolah mereka yang “terlambat” menikah adalah sosok yang kasihan banget, yang kurang banget, yang nggak untung banget. Hmmm….. memang tiap orang punya hak berpendapat. Dan juga baik kalau seseorang bisa menikah “cepat” di us

Jatuh Cinta Pada Korea

Saya jatuh cinta dengan negeri ini. suka dengan pakaian adatnya. suka dengan dramanya. suka dengan saljunya. dan suka dengan keindahan negerinya. Dan kali ini, ada hal yang makin membuatku jatuh cinta pada negeri ini. Apa itu? Ternyata disana, islam makin berkembang dan terus mengalami kemajuan. bahkan disana telah ada mesjid besar Seoul Islamic Centre. Masya Allah.... Makin jatuh cinta dengan negeri ini. ingin rasanya bisa jalan-jalan kesana. Ah... mungkin sangat muluk2, tetapi tak apa kan bermimpi. Kali aja Allah mengizinkan tuk kesana. Semoga, islam makin berkembang disana, aamiin.  Pokoknya, saya jatuh cinta pada negeri ini....

My New Nephew

Alhamdulillah pemirsa,… saya akhirnya punya ponakan perempuan. Setelah 4 ponakan sebelumnya semua laki2 dari 3 kakak. Mungkin karena memang dari pihak ibu dan bapak memang kebanyakan anak cowok. Paling banter terbanyak 3 orang perempuan dari satu keluarga. Penantian ibuku akan cucu perempuan akhirnya terwujud. Sebenarnya sih, kata ibuku dan ibunya (kakakku), mau cowok atau cewek sama saja. Bukanlah sebuah masalah ketika melahirkan anak jenis kelamin tertentu. Namanya juga pemberian dari Allah, ya disyukuri saja. Yup…. Jangan terperangkap dalam pemikiran jahiliyah lagi. Mengkotak-kotakkan anak dari jenis kelaminnya. Semua anak punya potensi yang sama untuk menjadi anak yang baik, shleh dan sholehah. Tinggal bagaimana orang tua membimbing mereka enjadi baik.

Jangan Ganggu Harimau Yang Tertidur

Harimau, si raja hutan siapa yang tidak kenal?. Dia dikenal dengan kekuasaan, kekejaman, kekasaran, dan kegarangannya. Jika sedang marah, jangan ditanya lagi. Semua akan menjadi panic dan bahkan lari. Di hutan, taka da yang berani mengganggunya. Ketika sedang santai atau dalam keadaan mood yang bagus pun, taka da yang berani bercanda dengannya. Ketika sedang diam. Ketika sedang sendiri. Ketika sedang baik. Ketika sedang bahagia. Ketika sedang sopan. Ketika sedang baik hati. Ketika sedang istirahat. ketika sedang tampak bodoh. Ketika sedang mengalah. Ketika sedang senang. Bukan berarti harimau telah berubah menjadi wujud yang lain. Dia tetaplah si raja hutan. Dia tetaplah harimau. Dan tentu dia tetap dengan sifat dasarnya. Bukan berarti, dia tak bisa marah, tak bisa mengaum dan tak bisa garang. Mungkin dia hanya mencoba bersahabat. Mungkin dia mencoba berteman dan menyapa dunia dengan versi yang berbeda.

Canda Ala Kami

Pernahkah tertawa lepas seakan tiada beban dan merasakan kebahagian yang seolah tak berbatas? Itulah ketika kita bercanda dengan keluarga kita. Ada kebahagiaan yang menjalari. Ada bahagia yang menghiasi. That’s right? Saya rasa semua sepakat. Ya kan..? ya kan..?. iya aja dah… J Malam itu, saya lagi menyelesaikan tontotan running man ku yang belum kelar. Nonton sendiri, tentu membuat tertawa sendiri. Bener dah,,, baru sekarang suka nonton running man. Mungkin baru dapat chemistry-nya. Seolah ketagihan, tiap datang e sekolah ngajar, selalu saja menyempatkan download running man tuk dibawa pulang. Lagi asyiknya nonton, ibuku masuk ke kamar. Lalu terduduk di atas tempat tidur. Kulihat dia seolah memikirkan sesuatu. Tak lama dia pun bergumam.

Peluang Yang Sama

Tak ada yang membedakan, kaya-miskin, Di kota - di desa, Berstrata tinggi - rendah. Semua punya peluang yang sama mendapatkan dan melakukan kebaikan. Yang terpenting bukan dimana dan siapa kita. Tetapi apa yang kita lakukan. Mampukah kita menjadikan apa yang ada pada diri kita sebagai ladang mengumpulkan amalan atau kita hanya menjadikannya tanah kosong yang gersang dan tak terolah?. Karena semua dari kita punya peluang yang sama, tak perlu risau dengan yang dipunyai dan yang dimiliki orang lain yang tidak kita punyai. Tugas kita adalah menjadi orang kreatif mengubah batu jadi permata dan gurun menjadi lembah. Ketika kita slalu melihat ke atas dan lupa melihat ke bawah, yang kita dapatkan adalah ketidakpuasan dan ketidaksyukuran. Dunia tak senaif itu tuk diratapi. ‪#‎YaAff‬

School 2013

Tanpa terguncang, bunga mana yang akan mekar?. Di dunia ini,bahkan bunga yang cantik, mekar karena terguncang. Ketika sedang terguncang, batangnya menjadi tegak. Tanpa terguncang, cinta mana yang akan mungkin ada?. Sebuah bunga yang tanpa mendapatkan hujan? Dimanakah itu?. Di dunia ini, bahkan bunga yang paling cantik sudah kehujanan. Kehujanan dan bermekaran. Basah karena hujan dan angin. Lalu bermekaran dengan hangat. Hidup tanpa kehujanan, dimanakah itu? ‪#‎School2013‬ #tunggu, lanjutan tulisan tentang drama ini. pokoknya Daebak..!!!. all story about education, school, students, and teacher. like it.

Sejarah Keberpunyaan Tanah

Pikiran yang mungkin ngelantur ini muncul ketika perjalanan menuju Pucak, Maros. Saat itu, sambil menikmati perjalanan, melihat kanan kiri banyak lahan kosong, atau lahan yang digarap dengan perbatasan lahan yang jelas, siapa yang punya. Membuat perbincangan di mobil akhirnya membahas itu. Sempat terdengar dari mulut ibuku “betapa enanknya yang punya lahan disini, mereka tentunya kaya dan punya pemasukan yang banyak. Bagaimana tidak, lahan terlihat kebanyakan luas. Tiap orang mempunyai lahan yang luas”. Sambil mendengarkan celotehan ibuku, saya kemudian bertanya-tanya.

Pucak Teaching Farm

Ahad, 8 November 2015. Saatnya refreshing. Bukan refreshing pribadi, tetapi tetaptnya menemani para santri yang tahfidz. Memang seperti itu, terkadang kita perlu memanjakan diri melepaskankan sejenak I hari ini, euphoria santri sangat terasa. Meski santri yang iqro’ tdak ikut serta. Pagi ini, sebelum berangkat mereka diajak untuk berdzikir bersama. Mengingat tempat yang akan dituju adalah tempat yang asing. Terkadang orang lupa untuk berdzikir karena sibuk berdecak kagum dengan kesenangan yang ada di depan matanya. Tak heran jika kita sering menjumpai orang yang kesurupan ketika pergi berekreasi. atau mengunjungi tempat yang asing bagi mereka. Tempat tujuan kami adalah Pucak. Heran juga sih, kenapa namanya pucak, tanpa uruf “n” diantara huruf U dan C. bikankah yang benar adalah puncak?. Ataukah memang bahasa di asalnya (Maros, red), puncak dinamakan pucak? Atau namanya memang Pucak, bukan bberarti Puncak? Entahlah.. saya masih penasaran dengan hal kecil ini. Ok, lokasinya di Maros.