Langsung ke konten utama

Berhenti.

Namun, satu hal yang mungkin bisa kau renungkan. Menunggu ada batasnya. Dan, kau akan tahu kapan berhenti dan mulai berjalan lagi.
Meninggalkan tempat di mana kamu pernah berjuang sepenuh hati, tetapi tak dihargai.

(Via @tausiyahku)

Jadi, berhenti menunggu. Waktunya bergerak dan move on. hmmm.... apaan sih...? hayo, mikir apa..? ini tentang sisa kegalauan di tahun yang lalu. Masih juga PD muncul di tahun ini. Sudahlah yaya, jangan galau melulu. Yang kau impikan tidak selalu akan jadi kenyataan. Yang kau rencanakan tidak selalu bisa terwujud, karena segalanya kau hanya sebatas berusaha. Allah yang tentukan selebihnya. Cita-citamu.. impianmu.. pekerjaanmu... usahamu.. bahkan mungkin perasaanmu... tak selalu bisa kau atur skenarionya. Jangan sibuk memikirkan pekerjaan yang belum kau dapatkan. Jangan sibuk memikirkan hidup yang kau inginkan. Jangan sibuk mengejar cita-cita yang semakin perlahan pergi. Jangan sibuk memarahi dirimu atas pilihan yang kau tempuh. Jangan tangisi apa yang menjadi ujianmu. Dan jangan memikirkan cinta yang telah pergi. (wkwkkw.. apa ada ya?)

Biarkan alurnya berjalan. Kau hanya cukup berusaha melakukan yang terbaik. Kelak kau akan paham apa arti dari semuanya. Bukankah segala yang terlewati pada akhirnya akan menjadi kenangan?. Bahkan sakit hati pun, pada akhirnya hanya akan menjadi kenangan. Bukankah pula, semua yang terjadi pada akhirnya akan mendewasakan? Dengan segala getir masalah dan sandungan yang kau temui, perlahan namun pasti jika kau sedia menerimanya, kau akan tertempa menjadi pribadi yang lebih dewasa. Bukankah itu lebih baik? 

Yah.... (mungkin) pada akhirnya memang kita hanya perlu mensyukuri apapun yang kita punyai hari ini. Pekerjaan, usaha, keluarga, harapan, impian, cinta, cita-cita semua mesti kita syukuri, karena itulah yang kita punyai. Tak perlu bersedih dengan apa yang hilang dan pergi. Biarkan saja. Toh, yang pergi sejatinya memang bukan untuk kita. apalagi jika meratapi sesuatu yang secara esensi belum kita miliki, masih berstatus harapan. Kenapa membuat sedih?. Bukankah "Tak ada yang benar-benar kehilangan, jika tak benar-benar memiliki?". Berusaha..bersyukur.. dan lihat keajaiabannya :-).

Kota Daeng, 3 Januari 2016 (ngalir aja tulisan ini. apa yang terlintas, itu yang kutuliskan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap