Terpancing juga untuk sewot. ……………….
Bukan karena saya aktif di Muhammadiyah dan ini berkaitan dengan NU. Biasanya kan orang memperhadap-hadapkan kedua ormas ini. Ini kebetulan saja. Apa yang membuat saya ikutan sewot? Apalagi kalau bukan masalah pembubaran kajian di Sidoarjo, dengan alasan kajian yang dibawakan oleh Ust. Khalid Baslamah adalah jenis kajian wahabi yang dapat memecah persatuan ummat dan membahayakan kesatuan NKRI. (remas-remas jari dulu sebelum lanjut….).
Seyogyanya, kajian ini akan dilaksanakan dari pukul 9.00 pagi sampai waktu shalat dzuhur. Namun, baru berselang beberapa menit, menurut beberapa sumber malah belum sampai 30 menit, pengajian itu menjadi riuh oleh suara teriakan puluhan orang yang datang berteriak-teriak agar pengajian dibubarkan. Pengajian yang dilaksanakan di mesjid Shalahuddin Sidoarjo itu dihadiri oleh banyak masyarakat, bahkan jamaah sampai memadati hingga parkiran luar mesjid, ini membuktikan bahwa amat besar antusiasme masyarakat mendengar kajian dari sang ustadz. Jamaah bisa dihitung sampai ribuan orang, sedangkan rombongan yang datang berteriak menyuruh menghentikan ceramah sekitar 50-an orang. Kalau menghitung-hitung tenaga, maka sudah tentu kalau jamaah yang dengar pengajian juga bersikukuh, pengen anarkis, pengen main borong, maka kawanan yang datang itu mudah saja dibikin mingkem, meski mereka pada akhirnya diamini oleh para aparat yang berjaga di tempat itu.Namun, mereka benar-benar pauh kepada ulama, memiliki akhlaq yang manis, dan tidak mengedepankan ego untuk main anarkis. Sehingga, sang ustadz hanya berbicara selama 30 menit kemudian berhenti.
Innalillah…. Entah ada apalagi dengan negeri ini?. Mengapa Ust. Khalid Basalamah sampai dicekal ceramah? Apa masalahnya? Apa buktinya kalau isi ceramah beliau tidak pancasialis atau dapat merusak keutuhan NKRI?. Dan yang memiriskan karena, kelompok pembubar iu berasal dari bagian ormas islam yang (katanya) masih terbesar di Indonesia, Banser Anshor. Benarkah?. Wallahu’alam Bisshawab. Saya juga hingga akhir ini mencari pembenaran. Yang saya temukan di media sosial hanyalah pembenaran dari pihak Banser NU yang mengatakan bahwa: Siapa bilang kami mengawal gereja tetapi tidak mengawal pengajian?. Kami akan selalu siap mengawal pengajian. Namun, jika pengajian itu tidak pancasilais dan mengganggu keutuhan NKRI, maka satu kata. Lawan…!. Ini maksudnya apa coba? Kalau betul mereka yang melakukan, berarti kajian ust. Basalamah itu mengganggu keutuhan NKRI?. Buktinya ana? Indikator merusak kutuhan NKRI itu apa? Jangan-jangan hanya baper dengan kajian yang terlihat berbau “wahabi”. Karena di negeri ini banyak orang yang semakin anti terhadap wahabi, meski tidak paham wahabi itu apa dan yang mana. Asal wahabi, ya dipangkas saja.
Sedikit meluruskan tentang wahabi yang banyak dikebiri. Wahabi yang dimaksud adalah Wahabi yang dipimpin oleh Abdul Wahhab bin Rustum. Wafat tahun 211 H. Aqidahnya emang Khawarij. Kelompok ini adalah kelompok radikal yang sangt membenci ahlusunnah, memberontak penguasa, mengkafirkan kaum muslimin dan ajarannya jauh dari ajaran islam yang haq. Nah, mengikit kelompok ini memang menamakan dirinya Wahhabi, yang artinya pengikut Wahhab. Sedangkan yang banyak salah dikebiri yaitu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Lahir tahun 1115 H dan wafat tahun 1206 H. Beliau akidahnya adalah ahlusunnah, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Namun beliau tidak pernah menamakan dirinya sebagai Wahabi. Namun sayangnya banyak orang yang menyematkan Wahabi padanya,. Sekarang yang banyak dituduh sesat itu adalah siapa yang belajar dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, karena beliau dianggap sebagai wahabi.
Pertanyaan selanjutnya adalah, sudahkah kita tahu dengan jelas apa itu wahabi? Wahabi yang mana yang kita maksud? Jangan-jangan kita malah salah caplok dan salh tuduh. Hati-hati loh jika memfitnah orang yang beriman. Lalu apakah ust Khalid adalah pengikut wahabi? Wahabi yang mana? Kalau beranggapan wahabi dari Abdul Wahhab bin Rustum, maka anda salah. Namun jika anda berkata bahwa dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, maka apa buktinya bahwa beliau itu engajarkan kesesatan?. Lalu pertanyaan lanjutan, benarkah ust. Khalid Basalamah memberi kajian yang anti pancasilais dan anti NKRI?. Kalau mengatakan anti pancasila, maka perlu diluruskan dulu. Setahu saya, beberapa kajian, kalangan ormas memperhadapkan Pancasila sebagaii pedoman negara, tetapi bukan sebagai pedoman hdup manusia. Karena pedoman hidup ummat islam adalah Al-Qur’an, Sunnah, dan pedoman lainnya yang telah digariskan. Apakah itu salah? Rasanya terlalu naif jika kita mengatakan salah. Coba bertanya pada ajaran agama lain, sepakatkah jika anda mengatakan bahwa mereka harus berpedoman hidup paa Pancasila bukan kitab mereka?. Tentu tidak mau, karena setiap agama di dunia ini menganggap kitab sucinya sebagai pedoman hidupnya.
Lalu masalah anti NKRI. Saya lagi-lagi bertanya buktinya mana?. Sebagai orang yang pernah berkelana dari satu ormas ke ormas lain, dari satu kajian ke kajian yang lain, saya beberapa kali mendengar kajian yang beliau bawakan. Dan pernah menikmati kajian seirma dengan beliau. Bahkan sampai sekarang pun, meski saya memilih aktif di muhammadiyah, namun masih juga suka, senang dan bahagia ketika mengikuti kajian beliau. Entah via online, offline, atau secara langsung. Ketika beliau datang, betapa bahagianya saya ingin mendengar lagi kajian beliau yang sungguh sangat meneduhkan. Kajian yang menyegarkan ruhani. Sekalipun saya tidak pernah mendengar satu kalipun kajian yang mengompor-ngompori tuk memecah belah negara. Menceraiberaikan NKRI, atau melawan pemerinah. Bahkan kajian ini tidak pernah mengisyaratkan jamaahnya untuk melawan pemerintah, memfinah pemerintah, turun berdemo, menghina pemerintah, menyalahi pemerintah. Karena mereka tetap menganggap bahwa pemerintah tetaplah ulil amri yang harus terus mereka dengar di negara ini. Bahkan pernah suatu waktu saya ribut dengan beberapa temn fb masalah puasa dan lebaran yang “lagi-lagi* berbeda antara pemerintah dan muhammadiyah, maka mereka dengan tegas mengatakan bahwa ikuti pemerintah sebagai ulil amri. Yang pernah saya terima alasannya bahwa, selama pemimpin negeri ini adalah orang muslim, punya iman, maka masih tetap wajib untuk mengikutinya. Nah loh, apa coba? Bukannya saya, mungkin muhammadiyah, red yaang bisa dijadikan merusak keutuhan NKRI? :D.
Tak pernah sekalipun saya pribadi hingga saat ini mendengar kajian beliau bahwa mari memporak-porandakan negeri ini. Atau mari mengubah negeri ini menjadi negeri yang berasaskan islam. Atau mari mengganti aturan-turan di negeri ini. Atau mari menjatuhkan pemerintah. Atau kata-kata provokatif lainnya. Percayalah, kajian mereka lebih ke kajian yang menyegarkan ruhiyah. Bukan kajian mengedepankan aksi reaksional. Itulah kenapa tangan ini rasanya sewot untuk ikutan membuat tulisan ini. Jangan sampai kita dzalim kepada saudara kita.
Dengan beberapa status di facebook yang mengecam aksi itu, banyak yang bermunculan membela, mengklarifikasi, dan melakukan pembenaran. Salah satunya pada gambar yang dicrop di samping. Saya pun tentu dengan senang hati mengomentari:
Seyogyanya, kajian ini akan dilaksanakan dari pukul 9.00 pagi sampai waktu shalat dzuhur. Namun, baru berselang beberapa menit, menurut beberapa sumber malah belum sampai 30 menit, pengajian itu menjadi riuh oleh suara teriakan puluhan orang yang datang berteriak-teriak agar pengajian dibubarkan. Pengajian yang dilaksanakan di mesjid Shalahuddin Sidoarjo itu dihadiri oleh banyak masyarakat, bahkan jamaah sampai memadati hingga parkiran luar mesjid, ini membuktikan bahwa amat besar antusiasme masyarakat mendengar kajian dari sang ustadz. Jamaah bisa dihitung sampai ribuan orang, sedangkan rombongan yang datang berteriak menyuruh menghentikan ceramah sekitar 50-an orang. Kalau menghitung-hitung tenaga, maka sudah tentu kalau jamaah yang dengar pengajian juga bersikukuh, pengen anarkis, pengen main borong, maka kawanan yang datang itu mudah saja dibikin mingkem, meski mereka pada akhirnya diamini oleh para aparat yang berjaga di tempat itu.Namun, mereka benar-benar pauh kepada ulama, memiliki akhlaq yang manis, dan tidak mengedepankan ego untuk main anarkis. Sehingga, sang ustadz hanya berbicara selama 30 menit kemudian berhenti.
Innalillah…. Entah ada apalagi dengan negeri ini?. Mengapa Ust. Khalid Basalamah sampai dicekal ceramah? Apa masalahnya? Apa buktinya kalau isi ceramah beliau tidak pancasialis atau dapat merusak keutuhan NKRI?. Dan yang memiriskan karena, kelompok pembubar iu berasal dari bagian ormas islam yang (katanya) masih terbesar di Indonesia, Banser Anshor. Benarkah?. Wallahu’alam Bisshawab. Saya juga hingga akhir ini mencari pembenaran. Yang saya temukan di media sosial hanyalah pembenaran dari pihak Banser NU yang mengatakan bahwa: Siapa bilang kami mengawal gereja tetapi tidak mengawal pengajian?. Kami akan selalu siap mengawal pengajian. Namun, jika pengajian itu tidak pancasilais dan mengganggu keutuhan NKRI, maka satu kata. Lawan…!. Ini maksudnya apa coba? Kalau betul mereka yang melakukan, berarti kajian ust. Basalamah itu mengganggu keutuhan NKRI?. Buktinya ana? Indikator merusak kutuhan NKRI itu apa? Jangan-jangan hanya baper dengan kajian yang terlihat berbau “wahabi”. Karena di negeri ini banyak orang yang semakin anti terhadap wahabi, meski tidak paham wahabi itu apa dan yang mana. Asal wahabi, ya dipangkas saja.
Sedikit meluruskan tentang wahabi yang banyak dikebiri. Wahabi yang dimaksud adalah Wahabi yang dipimpin oleh Abdul Wahhab bin Rustum. Wafat tahun 211 H. Aqidahnya emang Khawarij. Kelompok ini adalah kelompok radikal yang sangt membenci ahlusunnah, memberontak penguasa, mengkafirkan kaum muslimin dan ajarannya jauh dari ajaran islam yang haq. Nah, mengikit kelompok ini memang menamakan dirinya Wahhabi, yang artinya pengikut Wahhab. Sedangkan yang banyak salah dikebiri yaitu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Lahir tahun 1115 H dan wafat tahun 1206 H. Beliau akidahnya adalah ahlusunnah, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Namun beliau tidak pernah menamakan dirinya sebagai Wahabi. Namun sayangnya banyak orang yang menyematkan Wahabi padanya,. Sekarang yang banyak dituduh sesat itu adalah siapa yang belajar dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, karena beliau dianggap sebagai wahabi.
Pertanyaan selanjutnya adalah, sudahkah kita tahu dengan jelas apa itu wahabi? Wahabi yang mana yang kita maksud? Jangan-jangan kita malah salah caplok dan salh tuduh. Hati-hati loh jika memfitnah orang yang beriman. Lalu apakah ust Khalid adalah pengikut wahabi? Wahabi yang mana? Kalau beranggapan wahabi dari Abdul Wahhab bin Rustum, maka anda salah. Namun jika anda berkata bahwa dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, maka apa buktinya bahwa beliau itu engajarkan kesesatan?. Lalu pertanyaan lanjutan, benarkah ust. Khalid Basalamah memberi kajian yang anti pancasilais dan anti NKRI?. Kalau mengatakan anti pancasila, maka perlu diluruskan dulu. Setahu saya, beberapa kajian, kalangan ormas memperhadapkan Pancasila sebagaii pedoman negara, tetapi bukan sebagai pedoman hdup manusia. Karena pedoman hidup ummat islam adalah Al-Qur’an, Sunnah, dan pedoman lainnya yang telah digariskan. Apakah itu salah? Rasanya terlalu naif jika kita mengatakan salah. Coba bertanya pada ajaran agama lain, sepakatkah jika anda mengatakan bahwa mereka harus berpedoman hidup paa Pancasila bukan kitab mereka?. Tentu tidak mau, karena setiap agama di dunia ini menganggap kitab sucinya sebagai pedoman hidupnya.
Lalu masalah anti NKRI. Saya lagi-lagi bertanya buktinya mana?. Sebagai orang yang pernah berkelana dari satu ormas ke ormas lain, dari satu kajian ke kajian yang lain, saya beberapa kali mendengar kajian yang beliau bawakan. Dan pernah menikmati kajian seirma dengan beliau. Bahkan sampai sekarang pun, meski saya memilih aktif di muhammadiyah, namun masih juga suka, senang dan bahagia ketika mengikuti kajian beliau. Entah via online, offline, atau secara langsung. Ketika beliau datang, betapa bahagianya saya ingin mendengar lagi kajian beliau yang sungguh sangat meneduhkan. Kajian yang menyegarkan ruhani. Sekalipun saya tidak pernah mendengar satu kalipun kajian yang mengompor-ngompori tuk memecah belah negara. Menceraiberaikan NKRI, atau melawan pemerinah. Bahkan kajian ini tidak pernah mengisyaratkan jamaahnya untuk melawan pemerintah, memfinah pemerintah, turun berdemo, menghina pemerintah, menyalahi pemerintah. Karena mereka tetap menganggap bahwa pemerintah tetaplah ulil amri yang harus terus mereka dengar di negara ini. Bahkan pernah suatu waktu saya ribut dengan beberapa temn fb masalah puasa dan lebaran yang “lagi-lagi* berbeda antara pemerintah dan muhammadiyah, maka mereka dengan tegas mengatakan bahwa ikuti pemerintah sebagai ulil amri. Yang pernah saya terima alasannya bahwa, selama pemimpin negeri ini adalah orang muslim, punya iman, maka masih tetap wajib untuk mengikutinya. Nah loh, apa coba? Bukannya saya, mungkin muhammadiyah, red yaang bisa dijadikan merusak keutuhan NKRI? :D.
Tak pernah sekalipun saya pribadi hingga saat ini mendengar kajian beliau bahwa mari memporak-porandakan negeri ini. Atau mari mengubah negeri ini menjadi negeri yang berasaskan islam. Atau mari mengganti aturan-turan di negeri ini. Atau mari menjatuhkan pemerintah. Atau kata-kata provokatif lainnya. Percayalah, kajian mereka lebih ke kajian yang menyegarkan ruhiyah. Bukan kajian mengedepankan aksi reaksional. Itulah kenapa tangan ini rasanya sewot untuk ikutan membuat tulisan ini. Jangan sampai kita dzalim kepada saudara kita.
Dengan beberapa status di facebook yang mengecam aksi itu, banyak yang bermunculan membela, mengklarifikasi, dan melakukan pembenaran. Salah satunya pada gambar yang dicrop di samping. Saya pun tentu dengan senang hati mengomentari:
Ah, ngada2 banget tuh sumbernya. Bukti mana? Saya beberpa kali ikut kajiannya beliau tidak pernah menemukan begitu. Ia hanya mengkaji sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah. Tersinggung dengan Isi ceramahnya sih boleh jadi. Karena terkadang dengar ceramah baru qt sadar klw ada yang salah dengan yang dilakukan selama ini. Meski lama dilakukan atw banyak dilakukan oleh orang lain, belum tentu sesuatu itu benar. Makanya ngaji dan terima ilmu.
Dan tentang ditolak di daerah2? What's???? Daerah mana aja tuh? Tunjukin boleh? Kami aja yang di daerah sangat senang kalau beliau mau datang bawakan kajian. Yang datang membludak. Rameee pisan.. Dari berbagai lapisan dan ormas. Nah disitu saya tertawa dengan Berita ini . Tapi wajar sih, media NU tentulah pembenaran dan pembelaan.
*Saya yang akhirnya nggak bisa woles. 05032017, 15.07 p.m.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar