Langsung ke konten utama

Baca-Baca Akhir Ramadhan

Menjelang akhir ramadhan sudah menjadi kebiasaan masyarakat indonesia melakukan ziarah kubur dengan alasan supaya bisa mengenang mereka yang telah mendahului kita. Dan pekuburan pun menjadi ramai menjelang lebaran. Penjual kembang laris manis. Rutinitas ini bisa dikatakan sesuai dengan sunnah Rasul untuk banyak mengingat kematian dengan melai bahwa yadarkukan ziarah kubur. Dan menyadari bahwa perjalanan manusia punya limit waktu, dan semuanya pasti akan menemui garis fins dalam hidupnya. Kematian. Namun, ada hal yang sedikit membuat kening ini berkerut. Masih menjadi kebiasaan mengunjungi kuburan dengan membawa aneka makanan untukdihidangkan pada yang telah meninggal. Logikanya dimana ya?. Iya sih urusan ghaib terkadang tidak bisa serta merta dipecahkan dengan logika manusia. Misal ingin melihat malaikat. Tetapi dalam kehidupan ini ada aturan yang telah diberikan oleh Allah. Aturan ini mengikat manusia untuk diikuti. Aturan tak selalu langsung punya poin, Tetapi ada namanya maksud tersirat.

Kalau dipikir, apakah kebiasaan menyajikan makanan bagi orang mati itu ada syariatnya?. Sepanjang perjalanan hdupku, tak ada sedikitpun kudapatkan tuntunan untuk menyajikan makanan bagi orang mati. bahkan mengirim Al-Fatihah yang diyakini bisa sampai langsung ke mereka yang mati pun, banyak yang kontra dan dinyatakan tak memiliki tuntunan. Nah ini menyajikan makanan?. Bukannya ini mirip dengan keyakinan hindu? bukankah ini mirip dengan sesajen? bukankah ini sama sekali tidak masuk dalam logika?. Bukankah ketika anak adam meninggal, maka akan terputus semua amalan untuknya kecuali: ilmu yang bermanfaat, anak sholeh yang mendoakannya, amal jariyah. Ketika seorang manusia meninggal, tak sedikitpun ada daya baginya untuk berbuat untuk dirinya. fisik telah terbujur kaki di dalam kubur, dan roh telah kembali padaNya melalui proses peranggungjawaban atas segala perbuatannya semasa di dunia?. Lalu makanan untuknya? adakah waktu untuk menikmatinya? adakah waktu menyantapnya? bisakah? yang disajikan sebenarnya siapa? yang telah meninggal atau para jin?. Benakah sampai?. Kenapa mengirim makanan? mengapa menyajikan makanan? supaya bisa dia yang telah meninggal dikenang? bukankah dikenang tidak dengan itu?. Supaya bisa menikmati juga makanan lezat yang kita dinikmati di dunia? how come? mereka yang telah meninggal mashkan secih mikir makanan? butuh makanan?. Yang mereka butuh bukan itu, lebih baik doakan mereka, manfaatkan ilmu darinya dan perbanyak amalan jariyah atas namanya.

Se-lezat apapun makanan yang kita hidangkan, ketahuilah tak ada sedikitpun bahkah sajian makan secuil makanan itu bisa dinikmati oleh orang meninggal. tak sedikitpun mereka butuh sajian makanan. semua itu hanya percuma, justru hanya mengerus aqidah kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap