Langsung ke konten utama

Ramadhanku (1438 H)

Alhamdulillah. Allah kembali menganugerahi diriku nikmat yang tak terkira. bisa bertemu lagi dengan bulan ramadhan tahun ini. entah ini sudah bulan ramadhan ke berapa bagiku. tetapi tentu bilangannya lebih banyak dari umurku dihitung dengan angka masehi. Artinya apa? ini sudah ramadhan yang ke banyak kali bagiku. ahh.. karunia Allah sangat banyak bagiku. syukran yaa Rabb...

Apa yang khas dari ramadhan kali ini?. kali ini masih juga belum mendampingi seseorang :D. masih juga setia bersama kedua orang tua yang alhamdulillah semuanya masih sehat wal 'afiat. namun, ramadhan kali ini adalah ramadhan full time aku di rumah tanpa ada kegiatan apapun. berarti setelah sekitar 14 tahun berada di Makassar, inilah ramadhanku yang kembali seperti masa sekolahku yang stay di rumah. Bisa jadi ini adalah cara Allah agar aku bisa membayar waktuku yang 14 tahun lebih banyak di kampung orang melanglang buana. Mungkin Allah ingin aku bisa menikmati waktuku seperti dulu, aku bisa menikmati hari bersama kedua orang tua. dan mungkin juga sakit yang kemarin mengrogoti adalah cara Allah agar aku bisa tinggal di rumah. meski tidak bisa banyak membantu orang tua karena fisik yang semakin melemah, tetapi paling tidak orang tuaku bisa melihat keadaanku langsung. Ahhh.... mau kita memang tak selalu adalah maunya Allah. sedangkan maunya Allah adalah yang terbaik.

Whatever that.... syukran ya Rabb.. nikmat-Mu tiada terkira. Izinkan hamba menjalani bulan ramadhan dengan baik. izinkan hamba bisa menjadikan ramadhan ini adalah raadhan terbaik dari ramadhan sebelumnya. Mampukan aku bisa belajar banyak hal tuk menjadi pribadi yang lebih baik. Yaa Rabb... berikan karuniamu. berikan petunjukMu dan berikan maghfirahMu. 

Menjelang Ramadhan 1438 H
#latepost

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap