Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Senyumlah

Senyum adalah sihir yang halal. Uang muka kasih sayang dan simbol persahabatan. Senyum adalah surat kilat. Yang bisa membawa kedamaian dan cinta. Senyum adalah shadaqah yang pasti diterima. Sebab senyum adalah pertanda hati yang ridha tentram dan... teguh. *Saya lelah, tetapi saya harus tersenyum #janganlupabahagia #smilebut

Dan Juga Perihal Waktu

Dan juga hanya perihal waktu kita akan tahu apa makna dari proses yang dijalani. Karena sebesar apa usaha kita menjauhi sebuah jalan, tetap saja akan dijalani jika menurutNya itu harus. Dan hanya perihal waktu, kita akan tahu sesuatu itu adalah fakta atau kebenaran. Bisa jadi kebenaran yang kita yakini dalam pikiran bukanlah kebenaran yang ada dipikiran orang lain. Kebenaran bagiku belum tentu kebenaran bagimu. Apa yang dianggap benar belum tentu adalah fakta. Dan apa yang terlihat sebagai fakta belum tentu itulah kebenarannya. Dan hanya perihal waktu, kita akan berkata maaf dan terima kasih. Kata sederhana yang tidak selalu diberikan karena kita mendapatkan hal yang baik. Kelak, meski diliputi rasa amarah dan kecewa, ada masanya semua emosi itu berakhir dengan kata "ternyata". Lalu meluncurlah kata maaf dan terima kasih. Dan hanya perihal waktu, kita akan tersenyum memutar setiap sejarah yang telah dilalui. Mungkin akan keluar gumaman "begitu lucunya kita

Kutitipkan kepada-Mu

Rabb... Kutitipkan hati kepada-Mu. Yang masih saja mudah menangis karena selain-Mu. Yang masih juga punya tambalan sakit sana-sini. Yang masih juga pekat akan dosa. Yang masih juga tidak paham, kalau harusnya ia lebih banyak bertaqarrub kepada-Mu. Rabb... Kutitipkan takdirku kepada-Mu. Sesuatu yang hanya Engkau tahu segalanya. Sesuatu yang hanya seizin-Mu. Sesuatu yang meski manusia merencanakan dan berharap, namun jika Engkau berkata tidak, semua tidak akan terjadi. Takdirku ada di tangan-Mu. Kutitipkan takdirku bersama hatiku. Do'aku, semoga takdir yang Engkau sutradarakan untukku seperti harapku. Ahh... iyya.. Takdir-Mu selalu yang terbaik..

No Pain No Gain

Kemanapun kita melangkah... "No Pain No Gain" Hanya perlu menyiapkan hati yang harus selalu bisa menerima.  Hati yang selalu bermuhasabah.  Hati yang bisa ikhlas.  Hati yang bisa bersabar. . Whatever... don't forget to smile . #janganlupabahagia Bertepatan dengan 170717. Maka mari mendeklarasikan kemerdekaan diri dari segala penindasan hati :D . . . MERDEKA!!! *Dirgahayu Republik Indonesia ke 72*

Negeri Maritim yang Kekurangan Garam

Indonesia. Adalah sebuah negara kepulauan yang dikeliling oleh laut yang luas. Dengan kondisi negara yang terdiri dari ribuan pulau dan laut yang luas, sudah tentu banyak masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Sebenarnya bukan hanya sebagai elayan tentunya, tetapi kondisi tersebut menjadikan negara ini kaya akan sumber daya laut berupa ikan, udang, hasil tambak lain dan tentunya garam. Kalau masalah hasil tambak atau hasil melaut, mungkin keberadaannya akan banyak dipengaruhi faktor lain. mungkin karena cuaca yang ekstrim. mungkin karena musim. Namun, sampai sekarang rasanya persediaan ikan tetap saja ada. Lalu bagaimana dengan garam?. Pengadaannya tidak harus ke laut menantang ombak. Hanya butuh kesabaran ekstra kala musim penghujan datang. Karena yang sulit nantinya adalah persediaan sinar matahari yang akan menjadi sumber panas bagi pembentukan kristal garam. Selain itu, kira-kira apa masalah yang bisa membuat pembuatan garam tidak bisa dilakukan?. Akhir-akh

Barakallahu fi Umrik Myself

Bukan golongan penganut ultahisme sih. Cuma pengen aja menunggu pukul 00.00. Hanya pengen merasakan bagaimna sih rasanya memasuki usia baru?. Meski rasanya sama saja, tapi biarlah. Hehehehe.... So, apa yang istimewa?. Rasanya tidak ada. Sama saja. Hanya perasaan dan kesadaran yang makin bertambah bahwa: Wah... saya benar-benar telah tua. Aihh... mau bagaimanapun saya menolak, fakta tidak bisa berbohong. Saya benar2 telah tua pemirsa :D. Iya sih,.. teman2ku kalau dilihat sudah pada punya anak yang sudah gede2. Pada masuk SD. Ehh... bahkan ternyata ada yg anaknya sudah masuk SMA. Mungkin tamat SMA dah nikah kali. Nah kalau saya?. Upss.... jangan ditanya ya? Pertanyaan sensi sih wkwkwkw... tp nggak apa. Saya tanggapin aja sendiri. Gimana bisa punya anak juga lha wong nikah aja belum. Upppzzz.... ehh ketahuan. Nah biar aja kan daripada ditanya, mending nangkis duluan. Ya kan?.  Ahhh.. jodoh lagi.. jodoh lagi... entah sudah tahun keberapa pertanyaan ini masih saja melilit tiap tahunny

Ke Mesjid-lah

Benarlah kata orang, jika ingin mencari lelaki yang baik, maka jangan mencarinya di mall, atau tempat keramaian umum lainya. Tetapi temukanlah ia di mesjid. Sekarang ketika sering mengunjungi salah satu mesjid di kota ini, saya teringat kata-kata tersebut. Ada banyak laki-laki yang telah baligh dan dewasa. Ada banyak jenis pekerjaan mereka, mulai dari pegawai kantoran, guru, dosen, tentara, polisi, karyawan swasta, pelajar, mahasiswa, pedagang, tukang ojek, pengayuh becak, dsb. Namun tidak semua dari mereka yang mengingat mesjid. Jangankan mesjid, mengingat shalat pun tidak semua. Kemana mereka?. Ada yang larut dalam aktivitasnya. Ada yang larut dalam kemalasannya. Ada yang larut dalam kemewahannya. Ada yang larut dalam hartanya. Ada yang larut dalam kenyamanannya. Ada yang larut dalam kata "nanti"nya. Ada yang larut dalam kemaksiatannya. Yang mengingat shalat dan mendengar suara adzanlah yang mendatangi mesjid.ada berapa banyak?. Yang jelas lebih banyak yang larut daripada

Rinduku Sederhana

“Rindu akan terdefenisi jika ada jarak. Ada waktu. Ada ruang. Dan ada kenangan. Jika ada keempatnya, bohong ketika rindu tak pernah ada” Pagi ini, kembali kueja kata rindu. Mungkin waktu telah lama bergulir dan jarak memang semakin merentang. Dan ruang semakin padat merayap. Sedangkan kenangan semakin gencar menyergap. Bagaimana bisa rindu tidak menyapa?. Rinduku begitu sederhana. Bukan rindu dengan kemilauan. Bukan rindu dengan someone. Rinduku sederhana.. hanya rindu aktivitas yang dulu. Delapan bulan sudah, aktivitas itu semua kutinggalkan. Diawali dengan sakit yang tak jua kunjung sembuh. Kutinggalkanlah semua aktivitas itu. Lengkap dengan propertinya.  Memang yang kutinggalkan adalah aktivitasku yang bagi kebanyak orang, apalah. Tetapi bagiku itu aktivitas yang mengagumkan. Dimana aku menemukan sahabat, teman, pengalaman, petualangan, ilmu, berbagi idealism, keteguhan, kebersamaan, tawa, amarah, kedewasaan, dan rasa nyaman. Disana aku bias lepas tertawa. Lepas berbagi

August Again

Matahari Juli pun tenggelam. Itu akhirnya matahari agustus akan segera tiba. Itu artinya pula saya semakin tua pemirsa. Kalau mau menghitung bilangan, maka umurku benar-benar sudah sangat lama hidup di dunia ini. Dan juga berarti jatah umurku semakin banyak berkurang. Bulan agustus masih saja menyisakan tawa nyengir yang entah kapan berubah jadi tawa yang manis. Setiap kali memasuki bulan ini, acapkali pula bingung mendefenisikan rasa. Entah mau bahagia atau sedih. Kata orang kalau bulan kelahiran itu membahagiakan. Namun, kayaknya bagiku masih harus nyengir. Menyadari akan mendapatkan ucapan met hari lahir yang dibarengi kata “kapan?”. Apalagi kalau diiringi lagi “ingat umur”. Entah berapa Agustus lagi harus tertawa nyengir. Menjawab setiap pertanyaan dengan senyum meski hati mencak-mencak. Harus dijawab apa lagi kata “kapan” itu? Karena aku pun penasaran, jawabannya. Hahaha…. Kalau bulan agustus dipenuhi kata “merdeka”. Saya pun ingin menyuarakan kata itu. “merdeka” dari perta