Langsung ke konten utama

Lepaskanlah

"Jika ingin melepaskan sesuatu, lepaskan saja. Tak perlu tarik ulur. Melepaskan berarti merelakan. Melepaskan berarti melucuti harapan". 

Dalam hidup ini,. tak selalu semuanya akan menjadi kepunyaan kita seterusnya. Akan ada masa sesuatu yang kita miliki mesti dilepaskan atau mungkin terpaksa dilepaskan. Tentu melepaskan tak semudah menghirup udara. Diperlukan kesungguhan, kerelaan, keikhlasan. Diperlukan hati yang benar-benar kuat menahan beban rasa. karena memiliki kemudian melepaskan berarti membiarkan apa yang telah biasa menjadi tak biasa. apa yang ada menjadi lenyap. Apa yang dibanggakan menjadi diratapi. Menjadikan sebuah proses menjadi terputus. Menjadikan siklus menjadi terulang kembali. Menjadikan cerita lama terhenti. 

Di dunia ini, ada banyak hal yang dimiliki. harta yang melimpah. Jabatan yang tinggi. Status yang tinggi. Kenyamanan yang memanjakan. Keluarga yang harmonis. Pasangan yang meneduhkan. Anak yang membahagiakan. obsesi yang menjanjikan. Dan semua tentang dunia yang menjadikan kita merasa memiliki. Namun, dari kesemuanya akan ada masa yang dimiliki akan lepas. Rela atau tidak rela. Suka atau tidak suka. Suatu saat akan ada masa, ada yang harus dilepaskan. lalu bagaimana untuk melepaskan?. 

Apabila yang lepas itu tanpa kita sadari lepas, yang terpenting dibutuhkan kemudian adalah mengikhlaskan dan menerima. Mungkin yang bekerja selanjutnya adalah kerelaan. Tetapi jika yang lepas itu disadari, dan kitalah yang berniat melepaskan, maka lepaskanlah tanpa beban. jangan berniat melepaskan tetapi masih juga tarik-ulur dengan keberadaannya. Mau melepaskan tetapi masih juga berharap tetap ada. Inilah hal yang bisa membuat seseorang tidak bisa move on. Jika telah merelakan kedudukan kepada orang lain, maka lepaskan saja. Percayalah pada estafet berikutnya. Jika ingin melepaskan kekayaan, lepaskan saja. Akan ada ganti yang lebih baik, bukankah begitu?. Dan jika ingin melepaskan seseorang, maka lepaskan saja. Tak perlu masih memupuk harapan. 

Apapun yang ingin dilepaskan, lepaskan saja. Dengan begitu apa yang dilepaskan tidak akan menjadi beban pikiran. Lepaskan saja... biarkan saja... Bukankah melepaskan berarti kita menguliti diri kita untuk merelakan?. Dan bukankah juga melepaskan berarti kita melucuti segala hati kita dari segala harapan. Melepaskan berarti membuatnya kembali pada titik origin. Kembali pada titik start. Bukan hidup yang kembali, tetapi harapanlah yang kembali memulai proses yang baru. Lepaskanlah.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap