Langsung ke konten utama

Sebuah Tanya Jawab


A : Begini. Dulu saya pernah pacaran sebelum memutuskan hijrah. Setelah saya hijrah saya tidak pernah komunikasi lagi dengan dia. Dan saya sama sekali tidak pernah tahu kabarnya karena saya sengaja tidak ingin tahu. Tapi jujur saya masih belum bisa melupakannya. Sebelum kami berdua hijrah dia pernah bilang kalau dia pasti akan kembali jika sudah siap untuk kepelaminan. Jadi pertnyaan saya . Apa saya harus menunggunya atau memutuskan untuk tidak menunggu jika tiba-tiba suatu saat ada orang baru yang duluan melamar saya ? Mohon bantuannya ya . Saya benar2 bingung

B : Jodoh itu tidak bisa ditebak. Meski pernah berjanji. Tapi janji itu bukan sebuah keniscayaan. Itu masih belum bisa dipercaya. Dan tidak ada larangan untuk menerima pinangan orang lain. Karena pada dasarnya belum ada ikatan yang sah antara keduanya. Bukankah yang berjanji akan dikalahkan oleh dia yang membuktikan?. Dan jika ada yang lebih baik datang. Baik agamanya, kenapa harus ditolak?. Tidak ada jaminan kalau dia yang pernah berjanji benar akan datang.
B : Menunggu boleh saja. Masih mempunyai harapan boleh saja. Tapi mintalah pada Allah. Gantungkanlah harapan hanya pada-Nya. Tetapi jangan tutup diri. Kembali lagi ke tadi, bagaimanapun perasaan kita sebelumnya pada dia, secara syariat belum ada ikatan yang sah.

A : Masalahnya saya belum bisa melupakan dia. Saya menjalin hubungan tidak sebentar ukhty. 7 tahun sama-sama. Dan buat lupa itu berat sekali. Sampai-sampai saya sulit. Mungkin tidak bisa menerima orang baru lagi 

B : Itu tablish ukhti. Itu godaan syaitan. Berani berhijrah berarti berani mengikuti perintah Allah. Berarti segala urusan benar-benar kita pasrahkan kepada Allah. Meski bahkan lebih dari 7 tahun bersama nggak ada jaminan kalau ukh dan dia akan bersama dan berjodoh. Memang bukan waktu yang singkat. Tetapi justru itu makin membuka mata kita, masa iyya 7 tahun bersama dia belum berani menghalalkan?. Gimana kalau ukh dah lama bersama dan lama pula menunggunya tapi dia nggak datang2?.

A : Kemaren saya dan dia memang belum mau nikah ukh , tapi sekarang benar-benar memutuskan untuk berpisah dan kembali ke jalan yang benar. Dia berhijrah dan saya pun demikian. Mungkin benar yangg ukh katakan. Saya hanya perlu sabar kali yaa. Terima kasih ukh atas nasihat dan masukannya.

B : Emang mungkin akan terasa susah. Sulit. Sedih. Dan rasanya berat. Saya juga pernah begitu ukh. Bahkan sudah merasa dialah yang akan menjadi jodoh. Tapi qadarullah.. dia pergi dengan segala janji manisnya bahkan mengikutkan nama Tuhan-nya klw pasti akan memilih dan perjuangin saya. Tapi kenyataannya?. Kembalikan pada Allah ukh. Segala ketidakenakan. Segala kekhawatiran. Segala berat bahkan perasaan anti, kembalikan pada Allah. Pertaruhkan aja hidup ukh pada Allah. Insya Allah DIA akan memberikan yang terbaik. Kalau dia yang trbaik, insya Allah dia akan datang pada ukh dengan menawarkan kehalalan. Tapi jika dia bukan yang terbaik, Allah akan menghadirkan orang yang lebih baik dari dia. Dan yakinlah apa yang dipilihkan oleh Allah, itulah yang terbaik bagi kita

A : Iyaa ukhty . Benar sekali. Terima kasih ukhty telah menyadarkan saya. Dan terima kasih masukan nya

B : iya ukh. Karena boleh jadi apa yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita. Dan apa yang menurut kita jelek boleh jadi menurut Allah itulah yang terbaik untuk kita. QS. Al-Baqarah 216

B : Iya ukh. Mari sama-sama saling menasehati dan menebar manfaat.

Epilog:
Tak ada satupun manusia yang bersih dari dosa. Karena sesungguhnya kita semua adalah pendosa. mungkin kita tampak baik di mata manusia, tetapi kita yang tahu sendiri bagaimana diri dan hati kita. Tampak baik di mata manusia, itu karena Allah yang menutup aib-aib kita. Kalau saja semua aib tidak tertutupi, akan jarang orang berjalan dgn tenang di dunia ini. Kemarin boleh jadi kita terperangkap dan terpuruk, tetapi jangan biarkan hari ini sama terperangkap. Hari ini boleh saja kita tersungkur, tetapi esok harus bisa bangkit memperbaiki diri. Itulah keimnan, selalu naik turun. iman dan futur sering datang berselingan. Maka mintalah pada Allah agar bisa ditetapkan dalam ketaatan dan ditunjukkan jalan yang lurus. Dan sebagaimanapun besarnya kesalahan yang diperbuat, itu bukanlah alasan untuk mundur meratapi dan mengutuki diri. Allah amat besar rasa sayangnya. Dan amat merindukan rintihan hambanya setelah melakukan kelalaian. Itu berarti jangan pernah berhenti bertaubat acapkali berbuat kesalahan. Jangan letih. karena Allah tak pernah letih menerma kita. Sebab tak satupun diantara kita yang bukan pendosa, maka siapapun diantara kita boleh menasehati yang lain. Jika syarat menasehati adalah selalu baik dan tak pernah berbuat salah, apakah ada yang memenuhi kriteria itu?. Tidak ada kan?. Maka... Berilah nasehat. Tebarlah manfaat. Semoga dengan nasehat itu ada jiwa-jiwa yang tersentuh hatinya. Dan dengan nasehat itu, bukan menunjukkan bahwa kita telah baik dan sellau baik, tetapi karena kita ingin baik. Nasehat pada hakekatnya bukan hanya untuk orang lain, tetapi lebih kepada perkataan yang memantul ke diri. Sebagai patron bagi diri. Sebagai koreksi bagi diri. Dan sebagai warning bagi diri. Maka teman... ini bukan karena saya orang baik dan selalu baik. Tetapi marilah kita bersama menjadi baik. Fastabiqul khairat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap