Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Jujurlah Pada Diri

Hanya mau bilang ini: Jika bisa jujur pada diri sendiri, maka akan mudah jujur pada orang lain. Jujurlah, karena itu adalah harta berhargamu. Karena saat sebuah perkataan diiringi dengan sebuah kebohongan, yakinlah perkataan selanjutnya akan dibalut dengan kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Tidak capekkah berada dalam jubah kebohongan?. Bukankah lebih lega membuka segala hijab dari kata-kata?. Jujur itu memang sederhana, tetapi tidak sesederhana dilakukan. Hanya bisa dilakukan oleh mereka yang bisa yakin bahwa ada Allah yang selalu mengetahui kebenaran dari yang dilakukan. Juga hanya bisa digerakkan pada mereka yang bisa jujur pada dirinya sendiri. Banyak yang berkata bisa jujur, tetapi untuk jujur ke dirinya sendiri, mengakui dirinya, mengakui perbuatannya, berdialog dengan hatinya, tidak bisa mereka lakukan. Bagaimana bisa jujur pada orang lain?. Kalau dirinya saja ingin dia tipu?.

Tentang Setia

Dari Tinta Kalam: Tidak ada kesetiaan yang dipaksakan. Karena kesetiaan datangnya dari hati. Dari hati yang ingin memperjuangkan. Dari hati yang ingin mempertahankan. Dari hati yang ingin menjaga. Jangan paksakan dia untuk setia. Karena kesetiaan itu bukanlah permintaan tapi pemberian. Saat dia sudah benar-benar memberikan hatinya. Saat dia menjadikan kita bukan sebuah pilihan namun satu-satunya. Dan saat dia menjadikan kita tujuannya. Hmm.... mengernyit membaca sekelumit kata itu. Singkat tetapi benar bisa menyungkil sedikit sensitivitas. Iya, mestinya begitulah setia. Bukan sebuah variabel yang mesti diminta dari seseorang, tetapi sebuah variabel pemberian. Jika benar dia setia, tak perlu kita yang memintanya setia atau tidak pergi. Dia-lah sendiri yang akan melakukannya. Sebab kapan diminta, kesetiaan bukanlah sebuah setia. Berarti pula, kala seseorang pernah berjanji lalu mengingkari sendiri kata-katanya, jangan minta dia untuk setia dan tidak pergi. Kalau benar dia ikhlas se

Piknik Dadakan

Syukran bu Dekan telah mengajak kami jalan-jalan sore menikmati suasana pinggir laut ala pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo. Meski lahir disini, dan sudah kembali lagi ke sini, tetapi yang namanya ke pelabuhan mungkin belum cukup 5x sepanjang hidup. Parah kan...?. Kalau nggak salah hitung, kali ini baru ke-empat kalinya :D. Emang bukan anak pelabuhan atau anak suka nongkrong. Hmm.. sebenarnya ada frame yang terlintas, tetapi kayaknya tak penting tuk dibahas dan dikenang wkwkwkwk... okelah, kembali ke laptop. Ceritanya siang kemarin lagi asyik berdua dengan salah satu teman Dosen anak Archi. Karena biasanya kami berdua yang menguasai ruang dosen, jadinya kami heboh berdua sambil memeriksa hasil ujian dan tugas mahasiswa sambil cerita banyak hal. Tetapi lebih banyak bercerita tentang mahasiswa jaman old dan mahasiswa jaman now yang keblinger banget. Kalau mengingat kami yang juga pernah mengenyam bangku kuliah, dengan mereka rasanya kami tidak se-cengeng mereka yang ketika diberi

Filosofi "Barongko"

Katanya, kue khas asal Sulawesi Selatan ini, bukan hanya sekedar enak saja, tetapi memiliki filosofi dibalik kekhasannya sebagai kue. Dahulu, kue ini menjadi hidangan untuk raja-raja, dan juga hidangan saat adanya pesta. Orang Sulsel, tentu tahulah kue ini. Bahan utamanya adalah pisang, dicampur dengan gula, santan, dan susu. kemudian dibungkus kembali dengan Daun dari tanaman yang sama dengan bahan dasarnya yaitu daun pisang. Dan kue ini akan enak jika memnag menggunakan daun pisang, ada wangi tersendirinya. Karena itulah, pada dasarnya ada filosofi di baliknya. Kita tahu bahwa kue Burongko bahan dasarnya adalah buah pisang yang masak, Jika orang baru melihat kue ini, tentu akan bertanya-tanya apa isinya?. Ternyata isinya sudah digambarkan melalui bungkusnya. Lalu saat mencicipi rasanya, wangi dari daun pisang berpadu dengan bahan-bahannya akan membuat cita rasa yang enak dan bisa menggoyang lidah. Tak jarang orang akan langsung mengagumi keenakan makanan ini. Masya Allah, enak

Ahad Pagi 4118

Pagi ini... Adami kutemani jalan 😃. Sponsor juga bukan cuma satu, ada freshc*re, bubur kacang ijo, dan bibbi'. Berjalan kaki tanpa alas, entah seberapa jauh. Thanks for today  Sahma Wati  dan  Baiq Asiani . Semoga di kesempatan lain bisa ikut juga  ELma Susanti  dan  Ririn Ariswan   😊 . *Allah maha Baik* *Jangan Lupa Bahagia* "Bahagia itu Sederhana*

Gerimis

Entahlah kenapa gerimis menyapa sore ini. Meski siangnya hujan deras mengguyur bumi, namun yang tersisa hanya genangan. tak ada kenangan. Mungkin karena sibuk berdialektika dengan kesibukan. Saat duduk di tempat itu, gerimis pun mengundang. Agak risih sih, mungkin ada yang sempat lihat kalau gerimis menghiasi dan sebentar lagi guyuran hujan akan membasahi. Sebenarnya ada apa? Kenapa lagi?. Rasa lelah yang mendera hari ini. Sebaiknya saya tidak mengeluhkan ini. Harusnya saya bekerja saja sesuai dengan apa yang harusnya dilakukan. namun sebagai manusia, ada titik dimana tubuh pun menjerit butuh dimengerti. Karena terkadang makan sudah dikesampingkan, bahkan minum terlupakan, istirahat dibuang, dan tubuh benar-benar dipaksa beraktivitas di luar kebiasaannya. Saya mesti mengeluh pada siapa? Mesti meminta tolong pada siapa? mesti minta bantuan pada siapa?. Tidak mungkin kan menyuruh pimpinan untuk melakukan kerja-kerja itu?. Meski secara tanggung jawab harusnya saya tidak sendiri

Super Blue Blood Moon 31118

Sejarah akan mencatat bahwa tepat pada tanggal 31 Januari 2018, di bumi terjadi gerhana bulan total. Seperti biasa, fenomena alam seperti ini membuat manusia harus memilih, ikut jadi followers shalat gerhana atau ikut follower pencari gerhana. Pilihan ada di tangan masing-masing.  *langsung dari TKP. Depan rumah " Malam ini, hanya ingin mengatakan : Redup tetapi tetap terang diantara kegelapan dan tetap dikagumi sebagai sesuatu yg indah. *Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam, terdapat tanda2 bagi orang berfikir*. 🌙🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘