Langsung ke konten utama

Filosofi "Barongko"

Katanya, kue khas asal Sulawesi Selatan ini, bukan hanya sekedar enak saja, tetapi memiliki filosofi dibalik kekhasannya sebagai kue. Dahulu, kue ini menjadi hidangan untuk raja-raja, dan juga hidangan saat adanya pesta. Orang Sulsel, tentu tahulah kue ini. Bahan utamanya adalah pisang, dicampur dengan gula, santan, dan susu. kemudian dibungkus kembali dengan Daun dari tanaman yang sama dengan bahan dasarnya yaitu daun pisang. Dan kue ini akan enak jika memnag menggunakan daun pisang, ada wangi tersendirinya. Karena itulah, pada dasarnya ada filosofi di baliknya.

Kita tahu bahwa kue Burongko bahan dasarnya adalah buah pisang yang masak, Jika orang baru melihat kue ini, tentu akan bertanya-tanya apa isinya?. Ternyata isinya sudah digambarkan melalui bungkusnya. Lalu saat mencicipi rasanya, wangi dari daun pisang berpadu dengan bahan-bahannya akan membuat cita rasa yang enak dan bisa menggoyang lidah. Tak jarang orang akan langsung mengagumi keenakan makanan ini. Masya Allah, enak banget. maka pesan moral dari filosofi kue ini digambarakan dalam kata-kata:
Say what you feel. Do what you say. feel what you do.
Katakan apa yang kamu rasakan. Lakukan apa yang kamu katakan. Rasakan apa yang kamu lakukan.
Ini mengajarkan untuk tidak munafik melakukan, merasakan, dan mengatakan sesuatu. Katakan saja apa yang dirasakan, jangan disembunyikan, apalagi membuat forum cerita belakang. Dari yang dikatakan itu, lakukanlah. Jangan sibuk berkata-kata sampai melumer sana-sini, namun sayangnya hanya sebatas retorika aatau pencitraan. Sekedar mencari muka. Padahal diri sendiri tidak melakukannya. Kemudian dari apa yang dilakukan tersebut, buatlah citarasa yang enak. Hadirkanlah rasa. Akan terasa hambar sebuah perbuatan, tanpa diiringi dengan perasaan dan pemahaman. Bukankah memang karena tanpa pemahaman, sebuah pengetahuan hanya sebatas hafalan?. Dan juga karena itulah banyak orang yang tahu tetapi tidak melakukan apa yang diketahui. Tahu tentang kebaikan, tetapi karena tidak dipahami, akhirnya hanya sebatas tahu, tidak jatuh dalam paham. Itulah kenapa feelnya hilang. 

Sebenarnya tentang ini, Allah telah melukiskannya sejak ribuan tahun lalu dalam Al-Qur'an Surah As-Shaff ayat 2 - 3:


يـاَيـُّهَا الَّذَيـْنَ امَنُوْا لِمَ تَـقُوْلُـوْنَ مَا لاَ تَـفْعَلُـوْنَ. كَـبُرَ مَقْتـًا عِنْدَ اللهِ اَنْ تَـقُوْلُـوْا مَا لاَ تَـفْعَلُـوْنَ. الصف:2-3


Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. [Ash-Shaff : 2 – 3]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap