Langsung ke konten utama

Piknik Dadakan

Syukran bu Dekan telah mengajak kami jalan-jalan sore menikmati suasana pinggir laut ala pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo. Meski lahir disini, dan sudah kembali lagi ke sini, tetapi yang namanya ke pelabuhan mungkin belum cukup 5x sepanjang hidup. Parah kan...?. Kalau nggak salah hitung, kali ini baru ke-empat kalinya :D. Emang bukan anak pelabuhan atau anak suka nongkrong. Hmm.. sebenarnya ada frame yang terlintas, tetapi kayaknya tak penting tuk dibahas dan dikenang wkwkwkwk... okelah, kembali ke laptop.

Ceritanya siang kemarin lagi asyik berdua dengan salah satu teman Dosen anak Archi. Karena biasanya kami berdua yang menguasai ruang dosen, jadinya kami heboh berdua sambil memeriksa hasil ujian dan tugas mahasiswa sambil cerita banyak hal. Tetapi lebih banyak bercerita tentang mahasiswa jaman old dan mahasiswa jaman now yang keblinger banget. Kalau mengingat kami yang juga pernah mengenyam bangku kuliah, dengan mereka rasanya kami tidak se-cengeng mereka yang ketika diberi tugas ngeluhnya minta ampun, pake nawar pula. Sudah nawar, ngeluhnya lagi bertebaran di sosmed, dan lucunya lagi ngeluhnya pas malam sebelum tugas dikumpul. Ya iyalah capek kalau kebut semalam begitu. Ya tentulah tembus pagi kalau gaya kerja tugasnya begitu. Juga dengan rasa acuh mereka dengan kuliah. Bayangkan ujian semester, seolah tak ada beban. Waktu yang kadang disediakan 90 menit mereka cuma pakai paling lama 40 menit. Apalagi kalau pengawasnya yang killer kayak kami hahaha.. mereka hanya duduk bengong terdiam dan justru balik mengawasi kami. Kemana langkah kaki kesitulah mata mereka mengarah. Sebenarnya yang jadi pengawas siapa sih? :D. 

Belum lagi ada yang ujiannya mesti diulang karena miskomunikasi. Sudah diinfokan ujian ulang, eh malah balas bilang semua sudah pada pulkam. Emang gue pikirin. Mungkin itu ingin kukatakan secara langsung tapi tetap saja urung kukatakan. Masih berusaha lowes. Lha namanya mahasiswa emang gitu kali. Makanya kalau selesai ujian jangan langsung pulkam, cari info dulu, kali aja ada yang perlu dibenerin. Dan kalaupun sudah di kampung trus ada yang urgen, susah napa tuk balik. Kami juga begitu kok, bahkan meski kampung kami dengan tempat merantau masih lebih jauh Palopo-Makassar, tetap saja balik lagi, ikhlas nggak ikhlas. ya emang begitu namanya kuliah, akan selalu siap berkorban. Satu hal lagi, masalah nilai. Kami, bahkan mendapatkan nilai C atau D atau bahkan E itu sudah biasa. Emang harus bisa mengukur kemampuan dan usaha baru boleh bermimpi dapat nilai apa. Jangan usahanya nol trus berharap dapat nilai A. itu apa namanaya kalau bukan ngimpi?. Trus sudah malasnya bikin puyeng, kepedeannya dapat nilai tinggi juga keblinger. Apalagi pada mereka yang bangga dengan status senior. Dikiranya kalau sudah senior dan mengulang mata kuliah bakal langsung lulus. Ohhh.. jangan dulu...  kami juga kalau ngulang mesti ekstra juga loh ya. Berani ngulang artinya berani menambah usaha ekstra 2x lipat. nah loh, kok say lagu curhat dan bahas nyerong lagi. heheheh.. maapkeun.....

Saat kami berdua lagi asyik ngobrol, datanglah ibu dekan ngajak cerita trus ngajak jalan sore. yuhuuu.. makasih bu. Emang kami lagi layak diajak piknik. Butuh refreshing, butuh penyegaran, dan butuh dunia luar. Dan... meski sempat was-was apakah ajakannya jadi apa nggak, mengingat beliau terlalu serius ngobrol dengan kaprodi, tetapi alhamdulillah beliau ingat juga. Berangkatlah kami......

Semilir angin sore menerpa wajah lelah kami. Ombak yang lumayan keras menghantam pinggiran pembatas. Apalagi air laut sedang pasang, menambah suasana sekitar pelabuhan seolah diterjang ombak dan angin kencang. Di sebuah bagian sekumpulan anak sekolah yang riuh bersama gerombolannya. dan ternyata mereka baru saja menikmati air laut dengan mandi dipinggirannya. Apa nggak geri ya, suasana air laut yang begitu tetapi berani mandi. Saya yang emang lagi butuh banget piknik dan terkagum-kagum dengan suasana sore, memilih berjalan mendekati pinggiran laut dan mengambil beberpa gambar. Sebenarnya punya maksud hati untuk selfie sih, cuma masih punya malu dilihat sama anak ABG yang lg bergerombol dan paling penting adalaha, malu dilihat sama bu dekan hahahahaha..... :D :P.

Fabiayyi alaa irabbikumaa tukatstsibaan......
Maha besar Engkau ya Rabb atas segala indah ciptaan-Mu. Kota ini ternyata sangat indah. Maha karya-Mu sangat mengagumkan memandang kota kecil ini dari tepi laut. Ah iyya, bahagia itu benar punya aneka bentuk. Ada bahagia yang kuinginkan, tetapi menurut Allah bahagia begini yang mesti kudapatkan. Tak ada yang kurang, semua justru sempurnah. Dengan suasana yang indah, pemandangan yang mengagumkan. Dengan orang sekitar yang bersahabat. Dengan tanpa perasaan bersalah. Plong dan lepas.. tanpa beban. Satu hal yang kusimpulkan saat balik pulang, kuaminkan dalam hati sambil tersenyum. 
"Benarlah bahwa saat kita meninggalkan sesuatu karena Allah, atau ditinggalkan sesuatu oleh Allah, yakinlah akan kembali sesuatu itu kepadamu dengan cara yang berbeda, namun dengan rasanya yang lebih indah. Bahagia tanpa kamuflase. Bahagia yang tanpa kewaspadaan".
*Allah maha baik*
*070218*

 
 
 
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap