Dari Tinta Kalam:
Tidak ada kesetiaan yang dipaksakan.
Karena kesetiaan datangnya dari hati.
Dari hati yang ingin memperjuangkan.
Dari hati yang ingin mempertahankan.
Dari hati yang ingin menjaga.
Jangan paksakan dia untuk setia.
Karena kesetiaan itu bukanlah permintaan tapi pemberian.
Saat dia sudah benar-benar memberikan hatinya.
Saat dia menjadikan kita bukan sebuah pilihan namun satu-satunya.
Dan saat dia menjadikan kita tujuannya.
Hmm.... mengernyit membaca sekelumit kata itu. Singkat tetapi benar bisa menyungkil sedikit sensitivitas. Iya, mestinya begitulah setia. Bukan sebuah variabel yang mesti diminta dari seseorang, tetapi sebuah variabel pemberian. Jika benar dia setia, tak perlu kita yang memintanya setia atau tidak pergi. Dia-lah sendiri yang akan melakukannya. Sebab kapan diminta, kesetiaan bukanlah sebuah setia. Berarti pula, kala seseorang pernah berjanji lalu mengingkari sendiri kata-katanya, jangan minta dia untuk setia dan tidak pergi. Kalau benar dia ikhlas sejak awal, dia akan setia memegang kata-katanya. Bukan malah mencari pembenaran. pembelaan, dan permohonan.
Ketika kelak kau telah punya pasangan yang halal, ingatlah ini: Setia bukan diminta, tetapi diberi.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar